Paluta, tvOnenews.com – Pada kedatangan istri mentri agama RI ibu Eny Retno Yaqut ke Sumut pada Senin (06/03/2023) bulan kemarin ke Sumatera Utara diduga Kakan Kemenag Padang Lawas Utara H Sarifuddin melakukan pungutan kepada para bawahannya di jajaran Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara.
Pengutipan liar ini diduga dilakukan untuk biaya perjalanan Kakan Kemenag untuk melakukan penyambutan dan sekaligus untuk membelikan souvenir kepada istri menteri agama ibu Eny Retno Yaqut pada Rakerwil Dharma Wanita Persatuan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara pada bulan Maret kemarin.
"Memang menjelang kedatangan istri Mentri Agama RI ibu Eny Retno Yaqut ke Sumut pada Rakerwil Dharma Wanita Persatuan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara kita ada dimintai sejumlah uang oleh Kakan Kemenag ini untuk biaya penyambutan dan pembuatan stan pameran Kemenag Padang Lawas Utara,” ungkap narasumber yang tak mau disebutkan namanya.p
Sang narasumber membeberkan bahwa pengutipan ini dilakukan kepada seluruh jajaran di antaranya Kepala KUA se- Kabupaten Padang Lawas Utara, kepada seluruh Kepala MTSN, kepada seluruh Kepala MIN serta para Kasi di jajaran Kementrian Agam0a Kabupaten Padang Lawas Utara.
"Kita dikutip masing-masing Rp 980.000 dengan total keseluruhan puluhan juta rupiah pada penyambutan kedatangan istri Mentri Agama RI ibu Eny Retno Yaqut pada Rakerwil Dharma Wanita Persatuan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara padahal di kabupaten yang lain tidak ada dibebankan begitu. Terangnya.
Kakan Kemenag H Sarifuddin, saat dikonfirmasi, Kasi Bimasnya, Dian Siregar menjelaskan bahwasanya itu bukan pungli namun kesepakatan antara semua pihak.
"Itu bukan pungli namun kesepakatan bersama untuk menutupi biaya perjalanan dinas Kakan Kemenag H Sarifuddin karena kita tidak memiliki biaya perjalanan dinas di kementerian agama dan kita tidak ada memberikan souvenir apapun.”
Dengan nada tinggi Dian Siregar menambahkan di Kemenag Paluta tidak ada biaya perjalanan dinas untuk biaya kertas dan atk di Kemenag Paluta saja tidak ditanggung pemerintah jadi karena itu melakukan rapat kesepakatan dan membebankan kepada jajarannya untuk membantu biaya perjalanan Kakan Kemenag.
Merasa tak senang atas konfirmasi awak media terkait pengutipan liar yang terjadi di Kemenag Paluta Dian Siregar menjelaskan bahwa banyak wartawan yang datang meminta bantuan ke kantor Kemenag dengan berbagai alasan, memberi contoh saat dikonfirmasi. (irv/lno)
Load more