Bandarlampung, tvOnenews.com - Pengelola ikan teri asin di Pulau Pasaran, Kota Bandarlampung, mengeluhkan tingginya harga garam yang mencapai Rp250 ribu per 50 kilogram atau satu sak.
"Ini harga garam memang sedang tinggi-tingginya, biasanya harga satu kilogram garam itu Rp1.500, berarti kalau satu sak garam hanya sekitar Rp75.000 hingga Rp80.000, sekarang sudah Rp250.000," kata salah seorang perajin ikan teri asin di Pulau Pasaran Sarnoto, di Bandarlampung, Kamis (11/5/2023).
Ia mengatakan bahwa kenaikan harga garam ini terjadi secara bertahap sejak September 2022 hingga saat ini, dengan alasan bahwa naiknya komoditi tersebut dikarenakan sedang dalam musim hujan.
"Kalau garam rata-rata diambil dari Cirebon. Naiknya itu variatif, dari Rp80 ribu, naik lagi Rp90 ribu, Rp110 ribu kemudian langsung Rp160 hingga sekarang Rp260 ribu per sak," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa kenaikan harga garam tersebut sudah tentu sangat mempengaruhi biaya produksi teri asin sebab garam merupakan salah satu bahan pokok dalam membuat teri asin.
"Tentu kenaikan garam ini sangat berdampak bagi kami. Misal kalau biasanya mengelola 1 ton teri asin memerlukan 1/2 ton garam dengan biaya beli garam Rp2 juta, sekarang jadi Rp4 juta atau dua kali lipatnya," ujarnya.
Pengelola ikan teri asin lainnya Toto Harianto mengungkapkan hal serupa atas harga garam yang tak kunjung turun.
Load more