“Truk kami sewa tapi tak bisa keluar, pekerja kami sudah marah karena pendapatannya dari penjualan sawit, jadi kami kawal truk keluar bersama -sama, pekerja kami tidak menggunakan senjata tajam seperti orang-orang suruhan PT DSI tersebut,” kata dia.
Dasrin juga mengaku sangat heran, sebab TBS yang akan dikeluarkannya melewati lahan dan jalannya sendiri. Sedangkan pos jaga dan portal tersebut juga miliknya.
“Supaya tidak terjadi bentrokan, saya memohon di tanah saya sendiri yang bersertifikat, tetapi orang-orang suruhan PT DSI itu tetap ngotot melarang truk sawit kami keluar,” ungkap dasrin.
Menurut Dasrin, pihak PT DSI sengaja membuat masalah di tempatnya. Alasan DSI adalah putusan pengadilan sedangkan Dasrin memegang SHM.
“Buah yang sudah dipanen itu sudah busuk di dalam, karena terus dilarang pihak DSI untuk keluar,” tutupnya.
Hingga kini lokasi bentrokkan masih di jaga pihak kepolisian dari polres siak dan petugas terus melakukan mediasi agar bentrokan tidak kembali terulang. (Man/Fhr)
Load more