Khusus Kabupaten Langkat sambung Syafrida, untuk daftar pemilih juga masih dijumpai kerawanan, salah satu contoh akibat erupsi gunung Sinabung, dimana pada lokasi tersebut berbatasan dengan Kabupaten Langkat, sejauh ini belum bisa dipastikan dengan jelas bagaimana keberadaan penduduk atau warga yang dulunya mengungsi akibat bencana alam tersebut.
Pelaksanaan Pilkades yang pernah berlangsung di Kabupaten Langkat juga dapat dijadikan acuan atau pembelajaran dimana ada beberapa daerah yang gagal dalam pelaksanaan Pilkades.
Lebih lanjut Syafrida menekankan pada umumnya permasalahan Pemilu di Indonesia potensi masalah teknis pada akurasi daftar pemilih tetap, akurasi jenis dan jumlah logistik, distribusi logistik terlambat dan salah sasaran, akurasi hasil pemungutan dan perhitungan suara, akurasi sistim informasi, kecukupan anggaran, prosedur pencarian anggaran dan lemahnya kapasitas badan ad hoc.
Sedangkan potensi masalah non teknis antara lain, partisipasi pemilih yang rendah, politik uang, intimidasi dan kekerasan. Kriminalisasi terhadap penyelenggara pemilu, bentrok antar masa pendukung pada saat berkampanye, black Champaign antar parpol dan antar kandidat, saling serang melalui media massa dan media sosial, penggunaan fasilitas negara oleh parpol tertentu untuk kampanye dan kepercayaan publik terhadap peserta pemilu yang rendah.
Syafrida juga mengapresiasi warga Langkat dimana masih bisa menjaga persatuan dan kesatuan terhadap isu syara yang pernah memboming saat berlangsungnya pelaksanaan pemilu.
Ia berharap agar persatuan dan kesatuan tetap dijaga dan dipertahankan serta secara bersama dapat mengawasi pelaksanaan pemilu dengan bijak.(tht/haa)
Load more