Bandar Lampung, tvOnenews.com - Hari ini, tanggal 1 Juni 2023, menjadi momen istimewa di Pondok Pesantren (Ponpes) yatim piatu penghafal Alquran Riyadhus Sholihin Bandar Lampung, Lampung. Para santri merayakan Hari Lahir Pancasila dengan menggelar upacara untuk mengibarkan sang pusaka merah putih.
Ratusan santri Ponpes yatim piatu penghafal Alquran Riyadhus Sholihin Bandar Lampung menggelar upacara bendera untuk memperingati Hari Lahir Pancasila lengkap dengan pembacaan teks Pancasila sebagaimana biasanya dalam upacara protokoler.
Pada kesempatan ini, santri mengenakan seragam yang mencerminkan identitas kesantrian mereka, yaitu pakaian muslim. Upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Ponpes Riyadhus Sholihin berlangsung dengan sederhana namun khidmat.
Muhammad Arsyi, Kepala Bagian (Kabag) Pengajaran dan Bahasa Ponpes Riyadhus Sholihin, menjelaskan bahwa upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Ponpes tersebut diadakan untuk menepis tuduhan bahwa Ponpes tersebut tidak menghormati Pancasila.
"Kami menyadari bahwa ada banyak tuduhan terhadap pondok pesantren di luar sana, yang mengatakan bahwa pondok pesantren tidak menjunjung nilai-nilai Pancasila. Namun, melalui momen Hari Lahir Pancasila ini, kami ingin menyatakan bahwa santri kami lebih Pancasila daripada orang-orang yang menyebut Ponpes kami tidak Pancasila," ujar Muhammad Arsyi usai upacara pada Kamis (1/6/2023).
Muhammad Arsyi juga menegaskan bahwa Ponpes Riyadhus Sholihin, sebagai simbol Islam di Indonesia, ingin menunjukkan bahwa santri-santrinya menerapkan nilai-nilai Pancasila.
"Kami tidak hanya mengamalkan lima sila dalam kehidupan sehari-hari, tetapi dalam pendidikan dan pengajaran kami, kami juga menjelaskan dan menekankan pentingnya panca jiwa dan motto pondok," kata Muhammad Arsyi.
Menurut Muhammad Arsyi, panca jiwa dan motto pondok tersebut menjadi nilai-nilai dan semangat pendidikan bagi para santri.
"Jika ada yang mengatakan bahwa pesantren tidak menjunjung Pancasila, maka kami ingin menegaskan bahwa kami telah menerapkan nilai-nilai Pancasila sebelum nilai-nilai itu diterapkan oleh Kementerian Pendidikan. Penguatan ilmu agama harus disertai semangat kebangsaan dan nasionalisme," tambahnya.
(puj/fna)
Load more