Oku Selatan, tvOnenews.com - Di setiap daerah, makanan khas yang dimiliki selalu menjadi daya tarik tersendiri. Begitu juga dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan di Sumatera Selatan, yang terkenal dengan masakan Gulai Pindang Bor Gibor.
Bor Gibor adalah salah satu kuliner berkuah yang terbuat dari ikan dan tempoyak (durian yang difermentasi), sehingga memiliki cita rasa yang lezat dibandingkan dengan masakan pada umumnya.
Bumbu masakan pindang Bor Gibor sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pindang pada umumnya, seperti kunyit, bawang, jahe, lengkuas, dan serai yang dihaluskan. Ikan yang digunakan dapat bervariasi, seperti ikan Nila, Mujahir, Patin, dan Ikan Baung.
Namun, dengan tambahan tempoyak ke dalam kuah bersama bumbu halus, rasanya menjadi lebih menggugah selera.
Rasa asam dan aroma daun kemangi sangat terasa pada pindang ini. Rasa asam berasal dari tempoyak yang diawetkan dari buah durian dengan mencampurkan daging durian dengan garam, kemudian disimpan dalam toples kedap udara selama beberapa hari hingga rasanya menjadi asam.
Menu masakan Bor Gibor dapat ditemukan di berbagai warung kuliner yang tersebar di kota Muaradua, Kabupaten Oku Selatan. Cara memasaknya yang relatif mudah membuat pemilik warung mudah menyajikannya.
Mariah, seorang pengusaha kuliner di kota Muaradua, mengatakan bahwa gulai pindang Bor Gibor menjadi menu andalan di warungnya, dan hampir setiap hari menu ini laris manis dipesan oleh pelanggan.
"Banyak yang memesan menu pindang Bor Gibor ini, menu ini menjadi andalan warung kami. Bukan hanya masyarakat setempat, tetapi juga pengunjung yang singgah ingin mencobanya. Alhamdulillah mereka sangat menikmatinya," ujarnya, Sabtu (17/06/2023).
Mariah menjelaskan bahwa pindang Bor Gibor merupakan masakan khas suku Daya di Kabupaten Oku Selatan. "Ini merupakan masakan khas daerah kami, suku Daya. Karena banyak durian di wilayah kami sejak lama, campuran durian yang difermentasi dicampur ke dalam masakan pindang telah menjadi legenda hingga saat ini," katanya.
Meskipun ikan baung memberikan cita rasa yang lebih nikmat, tetapi karena sulit didapatkan, ikan mujaer atau ikan patin dapat digunakan sebagai pengganti. "Lebih nikmat jika menggunakan ikan baung, tetapi bisa diganti dengan ikan lain jika ikan baung tidak tersedia," tambahnya.
Salah seorang pengunjung warung makan yang menjual pindang Bor Gibor, Hassan Sadikin, mengakui bahwa pindang tersebut memang memiliki cita rasa khas dengan aroma tempoyak yang dicampur dengan daun kemangi.
"Saya berasal dari luar kota, tetapi jika saya melintas di kota Muaradua, saya selalu mencari warung makan yang menyajikan masakan Bor Gibor. Saya sudah ketagihan dengan masakan ini," katanya.
Hassan juga menambahkan bahwa harganya relatif terjangkau, satu porsi pindang Bor Gibor dihargai sebesar Rp30 ribu rupiah saja, dan sudah termasuk nasi dan lalapan lainnya.
"Dengan harga yang terjangkau, pindang Bor Gibor membuat perut kenyang dan lidah bergoyang," tutupnya.
(asi/fna)
Load more