Tempat tinggal sederhana mereka masih belum memiliki WC atau jamban.
"Ya, begitulah keadaannya, Pak. Di dalam rumah mereka sudah terbiasa dan tahu caranya. Mereka bermain di halaman, tapi harus selalu diawasi. Saya harus menyediakan pakaian mereka, menyiapkan makanan, dan jika mereka buang air besar, harus ke proyek saluran irigasi di belakang rumah, tidak terlalu jauh. Tapi tidak ada WC. Setelah Lebaran, kami mendapatkan bantuan tangki septik, tapi belum dibangun," cerita Netti Herawati mengenai kehidupannya selama belasan tahun terakhir.
Menurut Netti Herawati, anak-anaknya yang mengalami gangguan penglihatan adalah anak kedua hingga anak keenam.
Anak kedua dan anak keenam saat ini mengalami juling parah, tetapi mereka masih bisa melihat meskipun dengan keterbatasan.
Sedangkan anak ketiga, keempat, dan kelima sudah mengalami kebutaan.
"Awalnya, anak-anak lahir normal dan dapat melihat seperti biasa. Namun, saat mereka berusia lima bulan, gejala gangguan penglihatan mulai muncul setelah mereka menderita demam dan infeksi. Kondisi mereka semakin memburuk seiring bertambahnya usia, sehingga saat mereka masuk sekolah, mereka sudah tidak dapat melihat," ujar Netti Herawati dengan dukacita.
Kondisi ekonomi yang sulit membuat keluarga ini jarang memeriksakan kesehatan mata anak-anaknya. Bahkan, karena keterbatasan ekonomi, keluarga ini tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi, terutama untuk kesehatan mata.
Load more