Payakumbuh, tvOnenews.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Payakumbuh, Sumatera Barat melaksanakan pendampingan kepada 294 ibu hamil, 32 calon pengantin, dan 597 baduta dan balita selama tahun 2023 sebagai upaya mengatasi dan mencegah stunting.
Penjabat (Pj) Wali Kota Payakumbuh, Rida Ananda, mengatakan terdapat sebanyak 276 Tim Pendamping Keluarga (TPK) terhadap keluarga yang berisiko stunting.
"Selama 2023 ini tim kita telah melaksanakan pendampingan kepada 32 calon pengantin, 294 ibu hamil, 79 pascasalin dan 597 baduta dan balita," katanya didampingi Ketua TPPS yang juga Pj Sekda Kota Payakumbuh Dafrul Pasi, Selasa (21/6/2023).
Ia mengatakan, berdasarkan analisa situasi tahun 2023 ditetapkan 19 kelurahan prioritas I penanganan stunting berdasarkan persentase keluarga berisiko stunting.
Selanjutnya berdasarkan penimbangan posyandu Februari lalu, jumlah balita pendek dan sangat pendek sebanyak 322 orang prevalensi stunting 3,53 persen.
"Kita telah upayakan pencegahan secara preventif dan integratif melalui delapan aksi konvergensi termasuk upaya penyediaan makanan tambahan bagi balita, edukasi gizi dan sanitasi layak bagi keluarga dan ibu hamil," katanya.
Pemerintah Kota Payakumbuh secara resmi meluncurkan Pos Gizi - Gemar Makan Ikan (Gemari) dan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) untuk percepatan penanganan stunting di Payakumbuh.
"Ini merupakan upaya kita dalam percepatan penurunan stunting di Payakumbuh. Dan ini merupakan salah satu program prioritas nasional yang harus kita dukung bersama-sama sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting ini," ujarnya.
Ia mengatakan berdasarkan target nasional hingga tahun 2024, harus dicapai penurunan prevalensi stunting sebesar 14 persen. Kota Payakumbuh juga menetapkan target sebesar 14 persen untuk tahun 2024.
"Meskipun tantangannya besar, target ini sangat relevan dan dapat dicapai jika kita bekerja bersama. Pada akhir tahun 2023, penurunan angka stunting di Kota Payakumbuh harus menunjukkan perubahan yang signifikan. Saya tidak ingin melihat kasus stunting di Kota Payakumbuh masih meningkat tahun ini atau 2024 nanti," ujarnya.
Pihaknya juga mengajak semua elemen untuk lebih serius dan berkomitmen dalam mempercepat penurunan stunting, melalui kerja nyata, kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja berkualitas.
Sebab intervensi untuk mempercepat penurunan stunting perlu dilakukan dengan spesifik, sensitif, dan terpadu oleh semua pihak yang terlibat di daerah ini.
"Kita perlu membangun sinergi, kolaborasi, dan akselerasi bersama masyarakat, sektor swasta, organisasi non pemerintah, dunia usaha, dunia kerja, lembaga pendidikan tinggi, dan pihak-pihak lainnya," tutup Rida Ananda. (ant/wna)
Load more