Sementara salah satu kepala SMP Negeri di Padang, yang juga tak mau dituliskan namanya, memberi informasi bahwa, meski semua guru-guru diharuskan mengikuti acara tersebut tanpa terkecuali, namun dia tetap memberikan kebebasan kepada jajarannya (para guru) dalam memilih ikut atau tidak.
“Memang benar materi yang diberikan dalam seminar dan workshop itu bagus-bagus semua dengan narasumber yang kompeten, namun jika diberikan dalam bentuk daring tentu tidak akan terserap maksimal. Apalagi dengan biaya sebesar itu (Rp. 200 ribu) dan acara yang berpusat di Padang malah daring,” sesalnya.
Katanya, salah satu bentuk diwajibkannya para guru se Kota Padang untuk mengikuti acara Inspiring Teacher tersebut adalah melalui blanko pendaftaran yang dikirim Dinas Pendidikan Padang. Dengan catatan, bagi yang tidak ikut agar menuliskan alasan. Kemudian, masih dalam blanko pendaftaran juga tertera aturan bahwa semua guru harus ikut tanpa terkecuali.
“Memang sih ada dalam aturan, untuk guru-guru penerima sertifikasi dananya harus digunakan juga untuk menambah pengetahuan salah satunya dengan mengikuti seminar dan workshop ini, namun bagi guru yang non PNS atau PPPK yang tidak menerima sertifikasi bagaimana, tentu dengan biaya pribadi,” keluhnya.
Hal berbeda disampaikan Kepala SD Negeri 03 Alai, Kecamatan Padang Utara, Zulhendri. Katanya, sepanjang ada surat resmi dari dinas (Disdik Padang) maka akan diikuti sesuai permintaan surat tersebut.
“Untuk guru-guru yang sertifikasi yang ASN ataupun Non ASN mereka kan ada anggarannya 20 persen untuk pengembangan diri dan dari situlah diambil untuk membayar ke Dinas Pendidikan membeli tiket acara. Sedangkan, yang tidak menerima dana sertifikasi kita carikan solusinya untuk mendukung program ini seperti diambil dari dana BOS,” tutu Zulhendri.
Katanya, bagi para guru-guru yang menerima TPG (Tunjangan Profesi Guru) memang wajib ikut harusnya, karena 20 persen dana yang diterima dari pemerintah dalam bentuk TPG memang harus digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
Load more