Tanjungpinang, tvOnenews.com - Sejumlah ruang kelas SMK Negeri 1 Tanjungpinang, Kepulauan Riau mengalami kerusakan. Para siswa terpaksa belajar di lapangan hingga Musholla yang ada di sekolah tersebut.
Ruang kelas ini rata-rata mengalami kerusakan dibagian plafon, hingga atap yang bocor. Bahkan, kejadian plafon yang terbuat dari kayu triplek pernah terjatuh, saat siswa tengah belajar di dalam kelas.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana, Mardiyana mengatakan rusaknya sejumlah ruang kelas ini disebabkan usia gedung yang sudah cukup lama. Selain itu, ruang kelas tersebut belum pernah direhabilitasi sejak dibangun pada tahun 1978 yang lalu.
"Bangunan yang rusak ini, bangunan yang pertama kali dibangun. Belum pernah di rehab secara signifikan. Kita hanya mengganti sedikit sedikit saja, seperti memperbaiki plafon hingga menambal atap," ujar Mardiyana, Kamis (22/6/2023).
Mardiyana mencatat, sedikitnya ada dua ruang kelas rusak parah yang tidak bisa digunakan lagi. Ruang kelas itu rusak di bagian plafon, hingga atap yang sudah jebol. Semenatara ruang kelas yang mengalami kerusakan di bagian atap yang bocor masih bisa digunakan, untuk sementara waktu.
"Yang rusak atapnya aja bisa digunakan. Tapi kalau hujan pasti bocor. Kami harus terpaksa menyiapkan tempat untuk menampung air," kata Mardiyana.
Saat ini, kata Mardiyana di SMKN 1 Tanjungpinang hanya memiliki 35 ruang kelas. Sementara ruang kelas yang dibutuhkan untuk menampung 1.824 siswa, sebanyak 52 ruangan.
SMKN 1 Tanjungpinang saat ini mengalami kekurangan sebanyak 17 kelas. Apalagi, ditambah dengan ruang kelas yang rusak. Hal tersebut, membuat siswa terpaksa belajar di luar ruangan kelas.
"Seperti belajar di laboratorium jika mata pelajaran praktik, tapi nanti kembali ke ruang kelas lagi. Kemudian ada yang belajar di Mushola saat mata pelajaran keagamaan, hingga belajar di lapangan," kata Mardiyana.
Mardiyana menambahkan, pihak sekolah telah mengajukan proposal pengajuan perbaikan ruang kelas yang rusak kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri.
"Setiap tahun pasti kita usulan, bahkan sampai ke Kementerian hingga anggota Dewan. Namun belum ada jawaban," pungkasnya.(ksh/haa)
Load more