Sementara itu, PLT Bupati Langkat, Syah Afandin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan edukasi dan sosialisasi bantuan sosial non tunai (BSNT) memiliki tujuan untuk menciptakan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar. Hal ini sejalan dengan gerakan non-tunai yang dicetuskan oleh Bank Indonesia pada 14 Agustus 2014, dengan tujuan mendorong sistem keuangan nasional agar bekerja secara efektif dan efisien.
Afandin berharap bahwa melalui langkah ini, kendala dalam pembayaran tunai dapat diminimalisir. Contohnya, penggunaan uang yang lusuh, sobek, dan tidak layak edar dapat dihindari, serta meningkatkan efisiensi dalam transaksi sehingga kesalahan hitung atau human error dapat dihindari. Bank Indonesia juga berupaya mendorong integrasi ekonomi dan keuangan digital melalui kebijakan dan program digitalisasi, termasuk digitalisasi transaksi pemerintah daerah, digitalisasi bantuan sosial, dan digitalisasi transportasi.
Afandin menyambut baik dan mendukung program digitalisasi ini, termasuk penerapan Sumut Net Sejahtera yang terintegrasi dengan Simda FMIS yang dikelola oleh masing-masing perangkat daerah. Terkait dengan digitalisasi bantuan sosial (bansos), Afandin menjelaskan bahwa program ini merupakan transformasi penyaluran bansos dari tunai menjadi non tunai, termasuk program Keluarga Harapan (PKH) dan program sembako bantuan pangan non tunai yang terintegrasi dalam kartu combo. Pelaksanaan digitalisasi bansos ini telah diatur dalam Peraturan Presiden RI Nomor 63 Tahun 2017 tentang penyaluran bantuan sosial secara non tunai dan telah diimplementasikan sejak tahun 2016 dengan penyaluran program PKH, serta dilanjutkan pada tahun 2017 dengan diluncurkannya program bantuan pangan non tunai (BPNT) yang merupakan reformasi dari program Keluarga Sejahtera (RASTRA).
"Kami, atas nama Pemerintah Kabupaten Langkat, mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada Bank Indonesia dan bank-bank yang terlibat dalam program bantuan non tunai ini. Kami berharap dapat meningkatkan sinergi antara pemerintah, terutama dalam hal data. Kami tidak ingin bantuan yang diberikan oleh pemerintah tidak tepat sasaran karena kesalahan dalam penyajian data yang tidak akurat atau penerima bantuan yang tidak tepat," ujar Afandin sambil membuka secara resmi kegiatan edukasi dan sosialisasi BSNT hari ini.
(tht/fna)
Load more