“Ombus-ombus ini makanan kami orang Batak, kalau dahulu jajanan kami, sarapan kami ya inilah. Kalau makan ini pagi-pagi sudah kenyang tidak perlu makan nasi lagi. Dimakan pas masih panas-panas makanya enak apalagi pakai teh manis kan. Kalau orang-orang tua dahulu makannya sambil minum kopi", ucap Ani.
Untuk mengobati kerinduannya pada jajanan satu ini, Ani biasa membuatnya pada momen-momen acara di rumahnya seperti syukuran maupun acara lainnya.
"Harganya tidak mahal ombus-ombus ini tapi kalau sekarang dicari sudah jaranglah ada yang jual, mungkin pun sudah memang tidak ada yang jual di Medan kita ini. Dahulu nyari ombus-ombus ke pajak (pasar) banyak yang jual, di kede (warung) kue banyak kalau sekarang mana ada, yang ada kue risol, cup cake yang coklat warna warni itu, bolu-bolu yang berwarna warna tak cocok di lidah kita,” ucap Ani warga Medan Perjuangan kepada tvonenews.com. Senin (10/07/2023).
Diakuinya, untuk membuat ombus-ombus tidak sulit, bahan-bahan yang digunakan pun juga mudah diperoleh dan tentunya terjangkau.
“Kalau mau buatnya mudah kok, yang dibutuhkan pun bahannya banyak dijual di pajak (pasar). Jadi kalau lagi pingin ombus-ombus tinggal buat aja, kalau dicari yang jual pun enggak ketemu. Misal ada acara wirid mamak mamak pengajian kan ya sudah kita buat, kalau ada acara syukuran apa gitu atau acara lamaran kita buat ini kok,” ujarnya.
Disinggung mengenai penggunaan nama ombus-ombus pada jajanan tradisional ini, dia menceritakan dulunya orang-orang dari suku Batak saat menyambut tamunya, mereka sering menyuguhkan makanan ini dalam keadaan yang masih panas-panas.
Penggunaan istilah ombus-ombus ternyata memiliki arti tersendiri karena diambil dari bahasa batak yakni Ombus-ombus. Kata Ombus berawal dari mangombus yang artinya adalah meniup atau ditiup-tiup.
Load more