Medan, tvOnenews.com - Maraknya virus Rabies yang terjangkit pada hewan peliharaan seperti anjing, perlu di waspadai. Apalagi korban yang di gigit harus mengalami kehilangan nyawa.
Oleh sebab itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengimbau masyarakat yang memiliki hewan peliharaan seperti anjing untuk memvaksin peliharannya. Sehingga orang di keluarga dan disekitarnya terjaga dari kemungkinan terkena Rabies.
Hal ini disebutkan Kadis Kesehatan Provinsi Sumut, dr Alwi Mujahit Hasibuan terutama di Kabupaten Simalungun yang memiliki jumlah populasi hewan peliharaan anjing yang cukup banyak.
“Nah, terkait kasus Rabies di Simalungun ada 2 di tahun 2023, Februari 1 kasus dan April 1 kasus. Keduanya sudah meninggal dunia. Namun untuk kasus yang 254 kejadian di Simalungun adalah kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR),” jelas Alwi, Rabu (12/6/2023).
Sehingga, sambung Alwi, kasus Rabies bila pada pemeriksaan otak anjing di laboratorium mengandung virus Rabies dan orang yang meninggal menunjukkan gejala klinis Rabies.
“Jadi, apabila terjadi laporan kejadian gigitan anjing yang diduga rabies, anjingnya ditangkap dan dikurung, dilakukan pengamatan. Bila dalam waktu 2 minggu anjing tersebut mati, kemungkinan besar anjing tersebut menderita rabies. Begitupun untuk memastikan, otak anjing diperiksa di laboratorium. Bila tidak, ini bukan Rabies,” jelasnya.
Dijelaskan Alwi, untuk diketahui virus Rabies menjalar lambat melalui syaraf perifer, menuju syaraf pusat. Bila sudah sampai di susunan syaraf pusat, akan menunjukkan gejala-gejala khas untuk Rabies. Pada saat ini, penanganan sudah terlambat dan 100% meninggal.
Sehingga bila terjadi gigitan anjing diduga Rabies, dilakukan pengamatan kepada anjing dan perawatan luka kepada korban gigitan. Selanjutnya dilakukan koordinasi ke Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan (Disnak) setempat.
“Nah, untuk kasus di Simalungun kendala kita adalah ketersediaan VAR untuk anjing tidak mencukupi dengan jumlah populasi anjing yang banyak. Penduduk di Simalungun, bisa punya 10 anjing dalam 1 keluarga sementara yang gratis vaksinnya hanya untuk 1 anjing dan masyarakat menolak membayar vaksinasi untuk anjingnya,” jelasnya.
Untuk itu, Dinkes Sumut mengimbau kepada masyarakat agar memvaksin seluruh anjing peliharaannya, sehingga orang di keluarga dan disekitarnya terjaga dari kemungkinan Rabies.
“Bila tidak berkenan untuk memaksin anjingnya, kami imbau, untuk tidak memelihara anjing di rumah, karena sangat beresiko terjadinya gigitan anjing dengan Rabies yang menyebabkan kematian. Anjing yang tertular Rabies, menjadi liar dan lupa dengan tuannya. Dan, kemungkinan korban adalah orang terdekat dari anjing tersebut,” pungkasnya.
Ditambahkannya, masalah anjing ini, masalah budaya, sehingga sulit untuk berubah. Alwi mengimbau kepada masyarakat untuk menertibkan anjing peliharaannya. Sebaiknya semua anjing peliharaan, divaksin. Sehingga aman bagi keluarga yang memeliharanya.
“Nah, semua anjing liar, sebaiknya ditangkap dan diisolasi. Semua kejadian gigitan anjing harus ditangani dengan protokoler yang benar. Pemerintah Kabupate dan Kota yang sering ada kasus sebaiknya melakukan edukasi yang lebih gencar. Menyiapkan vaksin untuk anjing yang lebih banyak, memastikan seluruh anjing peliharaan sudah divaksin,” tutupnya. (sgh/haa)
Load more