Banda Aceh, tvOnenews.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Aceh mencatat pembiayaan perbankan di di Aceh pada periode Mei 2023 tumbuh 10,04 persen atau sebesar Rp35,57 triliun dibanding periode yang sama Mei tahun 2022 Rp32,32 triliun.
“Kinerja intermediasi bank umum di provinsi paling barat Indonesia ini cenderung stabil dan tumbuh positif, dimana Financing to Deposit Ratio (FDR) Mei 2023 tumbuh menjadi 91,25 persen dari Mei 2022 sebesar 80,15 persen serta rasio Non Performing Finance (NPF) Mei 2023 terjaga rendah sebesar 1,92 persen,” kata Kepala OJK Aceh Yusri di Banda Aceh, Selasa (18/7/2023).
Ia menjelaskan pembiayaan berdasarkan jenis penggunaan masih didominasi oleh konsumsi 69,70 persen diikuti modal kerja sebesar 18,07 persen dan investasi sebesar 12,23 persen.
Selanjutnya, berdasarkan kategori debitur, porsi penyaluran pembiayaan kepada UMKM tercatat sebesar 26,67 persen dan non UMKM sebesar 73,33 persen.
Di mana capaian tersebut sejalan dengan porsi penyaluran pembiayaan terbesar masih pada sektor pemilikan peralatan rumah tangga lainnya (termasuk multiguna) sebesar 59,50 persen.
Kemudian diikuti dengan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 14,52 persen; pemilikan rumah tinggal sebesar 7,62 persen; sementara porsi pertanian, perburuan dan kehutanan masih sebesar 5,11 persen.
“Kami berharap perbankan di Aceh dapat meningkatkan pembiayaanya kepada sektor produktif karena akan mampu membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.
Load more