Banda Aceh, tvOnenews.com - Sebanyak 256 peserta haji Aceh masih berada di Arab Saudi, dan empat orang di antaranya masih menjalani perawatan medis di rumah sakit.
Ketua PPIH Embarkasi Aceh, mengatakan para jemaah haji yang masih di Arab Saudi itu dijadwalkan pulang ke Tanah Air dalam kelompok terbang (kloter) BTJ-12 pada akhir Juli mendatang, yakni pada pemulangan gelombang dua jemaah haji Indonesia.
“Insya Allah, kloter 12 ini berangkat dari Arab Saudi tanggal 30 Juli dan tiba di Aceh pada 31 Juli. Kalau yang sakit ini sudah sembuh dan layak terbang, maka yang tiba nanti 256 orang,” katanya, Selasan (18/7/2023).
Ia menjelaskan, PPIH Embarkasi Aceh memberangkatkan sebanyak 4.561 jemaah haji dan petugas pada tahun ini, yang terbagi dalam 12 kloter. Saat ini, kloter 1 hingga 11 sudah kembali ke Tanah Air dengan jumlah 4.296 orang.
Kemudian, lanjut dia, ada 11 orang jemaah haji Aceh yang meninggal dunia di Arab Saudi, empat orang masih dirawat di rumah sakit dan dua orang jemaah haji mutasi antar-embarkasi.
Adapun empat jemaah yang masih sakit yakni Nurjannah (50) dari kloter BTJ-10 yang dirawat di RS King Abdul Azis Mekkah, Saifuddin (63) dari kloter BTJ-08 yang dirawat di RS King Abdullah Jeddah, Aiyub (69) dari kloter BTJ-5 dan Ali Amran (65) dari BTJ-02 yang dirawat di RS Saudi German Hospital Mekkah.
Ia menambahkan, jemaah yang sakit ini akan pulang bersama kloter BTJ-12, ketika tim medis sudah menyatakan mereka sembuh dan layak untuk terbang. Namun, apabila mereka juga belum sembuh, maka akan dipulangkan dengan pesawat komersil ketika sudah sembuh.
“Bila yang sakit belum diizinkan terbang, maka nanti 252 orang dari kloter 12 yang pulang. Mudah-mudahan kita berdoa yang empat ini bisa sembuh dan bisa pulang dengan jemaah lain,” ujarnya.
Untuk pemulangan dengan pesawat komersil, kata dia, peserta haji tidak akan dikenakan beban biaya apapun, semua akan ditanggung oleh petugas penyelenggara ibadah haji Indonesia.
“(Biaya) tetap ditanggung oleh panitia pemberangkatan jemaah haji. Jadi jemaah tidak ditambah lagi beban,” tutup Azhari. (ant/wna)
Load more