“Banyak pembeli yang mengeluh. Apalagi langganan kita sampe tanya kok naik terus. Karena harga naik secara cepat,” keluhnya.
Terpisah, Ketua Tim Pemantau Pangan Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan ditemukan harga beras mengalami kenaikan. Ada yang naik Rp2.000 per karung 10 kg. Ada juga ditemukan kenaikan Rp3.000 hingga Rp5.000 per karung 30 kg.
“Belakangan ini kita memang dikhawatirkan oleh kebijakan India yang menutup kran ekspor beras nya. Dan hal ini memicu terjadinya kenaikan harga beras global. Di Vietnam salah satunya, dimana harga beras sudah mengalami kenaikan sejauh ini. Namun kenaikan beras global belum tentu akan berkorelasi terhadap kenaikan harga beras di masyarakat,” jelasnya.
Namun, selama Bulog sebagai pengendali harga beras masih memiliki stok yang cukup untuk menstabilkan harga. Di kuartal keempat yakni Oktober – Desember pemerintah juga akan menggelontorkan beras bantuan bagi masyarakat sebanyak 10 kg per bulan bagi masyarakat yang terdata atau kurang mampu.
Pada dasarnya, demand untuk beras sendiri terkendali hingga tutup tahun nantinya. Kalau ditambah adanya stok dari Bulog yang mumpuni, seharusnya harga beras tidak ikut naik.
“Kita juga pernah mengalami dimana harga beras stabil meskipun di luar harga beras bergejolak. Kenaikan harga beras global saat ini dipicu oleh banyak faktor, dimulai dari keluarnya Rusia dari kesepakatan ekspor biji bijian, terhambatnya ekspor pupuk dari Rusia, hingga ancaman El Nino,” jelasnya.
Untuk itu, diharapkan Bulog bisa menjaga stabilitas harga dengan mengatur stok yang mencukupi, khususnya di tengah ancaman kenaikan harga di pasar global serta geoekonomi belakangan ini.
Load more