Hal tersebut menjadi saksi nyata bagaimana warga desa Sopo batu yang sudah berusia lebih dari 100 tahun tersebut tersiksa dan mengalami keterbelakangan akibat tidak ada listrik seperti yang dituturkan kepala desa Sopo Batu, Henri Rangkuti kepada media.
“Sudah lama sekali, desa kami hanya lima kilometer dari pusat kota dan desa kami ini masuk dalam wilayah ibu kota Kabupaten Madina, desa kami adalah desa lama sudah lebih seratus tahun. Bapak lihatlah, pada malam hari anak anak kami tidak bisa belajar atau mengaji karena tidak ada penerangan yang memadai. Banyak anak kami yang tidak semangat sekolah karena sejak kecil tidak terbiasa belajar”, keluh kepala desa Sopo Batu.
Tidak itu saja, kepala desa mengaku secara ekonomi, warganya sangat jauh tertinggal karena tidak ada listrik, kondisi tersebut diperparah dengan tidak adanya jaringan internet di desa Sopo Batu serta akses jalan yang masih sulit dilalui kenderaan biasa.
Pada Selasa malam, ditengah kegelapan tiba tiba terdengar hitungan mundur oleh ratusan warga yang berkumpul di mesjid desa Sopo Batu. Bupati Madina akhirnya menyalakan lampu listrik dari PLN untuk yang pertama kali di desa tersebut yang diikuti dengan teriakan “merdeka”.
Rasa syukur dan bahagia terpancar jelas diwajah warga Sopo Batu, mereka mengucapakan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama tim yang melalukan pendekatan kepada pemilik lahan sehingga tiang PLN bisa terpasang.
Sementara itu Bupati Madina menyampaikan kendala yang dihadapi pemerintah selama ini adalah masalah pembebasan lahan untuk jaringan listrik tersebut.
“Ya kendalanya masalah pembebasan lahan, inikan jalurnya melewati kebun yang bukan milik warga disini, sehingga sulit untuk meyakinkan masyarkat yang dilewati jaringan listrik ini. Alhamdullillah, berkat kerjasama dengan semua pihak terutama forkopincam seperti koramil sehingga hal ini bisa terwujud saat usia Kabupaten Madina menjelang 25 tahun”, terang Bupati Madina.
Load more