Bengkulu, tvOnenews.com - Polda Bengkulu telah mengambil langkah nyata dalam mengatasi krisis air yang melanda provinsi Bengkulu. Mereka baru-baru ini menyalurkan bantuan berupa 20 sumur bor ke 9 kabupaten dan 1 kota di wilayah tersebut. Musim kemarau yang berkepanjangan telah menyebabkan kelangkaan air bersih, menyulitkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Hingga saat ini, beberapa wilayah di Bengkulu, seperti Kota Bengkulu, Seluma, Manna, Kaur, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, dan Mukomuko, mengalami kekeringan yang mengharuskan warga menempuh jarak yang cukup jauh untuk mendapatkan air bersih, bahkan untuk keperluan minum dan Mandi Cuci Kakus (MCK).
Kapolda Bengkulu, Irjenpol Armed Wijaya, mengungkapkan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari upaya untuk mengatasi krisis air bersih di Bengkulu. "Penyaluran sumur bor dan pompa air ini adalah salah satu langkah dalam program Quick Win Presisi yang diterapkan oleh Kapolri, dan kami telah melaksanakannya di tingkat Polda Jajaran, dengan satu Polres yang menerima dua sumur bor," ujarnya pada Selasa (12/9/2023).
Armed Wijaya juga berharap bahwa dengan bantuan sumur bor dan pompa air ini, akses ke air bersih akan menjadi lebih mudah bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Sementara itu, Walikota Bengkulu, Helmi Hasan, mengakui bahwa musim kemarau telah mengakibatkan penurunan debit air sungai di beberapa wilayah, bahkan ada sungai yang kering sepenuhnya. Ketersediaan air bersih melalui pasokan PDAM juga terdampak oleh surutnya air sungai sebagai sumber air baku.
"Musim kemarau saat ini berdampak besar, menyebabkan penurunan debit air sungai. Bahkan, jaringan PDAM kita juga tidak mampu mencukupi seluruh masyarakat," jelas Helmi Hasan.
Salah satu warga, Lisa, dari kelurahan Kebun Dahri di Kota Bengkulu, mengungkapkan kesulitan yang dihadapi oleh penduduk setempat. Beberapa sumur warga di wilayah padat penduduk tersebut telah kering. Oleh karena itu, warga terpaksa membeli air bersih dengan jerigen, dengan harga satu jerigen berkapasitas 35 liter mencapai Rp5 ribu hingga Rp6 ribu.
"Akses ke air bersih di sini memang agak sulit, dan situasinya semakin parah selama musim kemarau ini. Harga air bersih juga naik, satu jerigen sekarang sudah mencapai Rp6 ribu," ungkapnya.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Ardius Geong, Ketua Rukun Warga (RW) Kebun Bungsu. Ia mengungkapkan bahwa selama beberapa bulan terakhir, warga kesulitan mendapatkan air bersih. Faktor pemukiman yang padat dan ketersediaan sumur pompa atau sumur bor yang sudah tidak berfungsi akibat kemarau membuat situasi semakin sulit. Mesin pompa masih berfungsi, tetapi air tidak mengalir.
"Walaupun ada 9 sumur bor di sini, namun semuanya sudah tidak dapat digunakan karena dampak dari musim kemarau yang panjang. Kami sangat berharap bantuan sumur bor dari Polda ini dapat membantu warga sekitar untuk memperoleh akses air bersih yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari," harapnya.
(rgo/fna)
Load more