Medan, tvOnenews.com - Sebagai perempuan memiliki hobi memasak adalah hal yang biasa didengar, namun siapa sangka dari hobi memasak ternyata dapat menghasilkan cuan jika dilakoni dengan serius.
Hal inilah yang dirasakan Suci Ramadayati, perempuan kelahiran Medan 33 tahun yang lalu. Berawal dari hobinya memasak, Suci tertarik membuka warung soto yang berlokasi di Jalan Arief Rahman Hakim, kota Medan
Perempuan yang akrab disapa Ucy ini, tengah menggeluti usaha kulinernya di samping profesinya sebagai seorang bidan. Uniknya, walaupun Suci berasal dari Medan, Sumatera Utara, namun di warung miliknya tak sama sekali menyediakan menu makan Khas Medan melainkan makanan Khas Jawa Timur.
“Basically saya profesinya bidan tapi hobi masak, jadi mikirlah gimana ya supaya bisa tetap sejalan yaudah dicobalah buka usaha ini,"sebutnya.
"Awalnya karena sering keluar kota tempat teman, jadi setiap makan dua minggu berturut-turut kulinerannya soto yang itu-itu terus, lama-lama lengket dilidahkan rasanya jadi ingat. Nah, ketika balik ke Medan tiba-tiba kok kepengen, jadi dibuatlah si soto itu biar makan ramai-ramai sama keluarga. Disaat itu juga tercetuslah, keknya ini bisa lo buat ide jualan,” ucap Bidan cantik, Suci Ramadayati, minggu (17/09/2023).
Tak sampai disitu, ternyata dalam merintis usahanya di tahun 2021, Suci merasakan rintangan dalam membuka usaha di bidang kuliner sehingga seringkali ia harus menutup dan membuka kembali warungnya, dan pada awal tahun 2023 ia menguatkan tekad untuk fokus pada usaha kulinernya.
“Dicobalah buka usaha ini di akhir 2021 tapi masih buka tutup belum terlalu fokus karena sambilan buka Klinik, terus kemarin ada juga insiden di sini jadi saya buka tutup warung dan baru Bulan Januari ini mantap, fokus, dan benar-benar menetap buka warung ini,” jelasnya.
Soto ceker dan ranjau menjadi menu buruan warga saat berkunjung ke warung milik Suci. Banyak orang penasaran dengan makan satu ini, lantaran rasa dan namanya yang unik. Soto ranjau merupakan makanan Khas Jawa Timur, yang berisikan soto dengan kuah bening dan potongan rangka tulang ayam kupasan yang masih banyak tersisa daging pada tulang tersebut.
“Di sini yang paling favorit itu soto ceker dan ranjau. Banyak orang-orang datang pada tanya ranjau itu apa sih? Gitukan. Kita coba jelasin kalau ranjau itu apa, jadi jangan takut ranjau itu makanan yang pedas. Tidak sama sekali. Kalau di Jawa Timur, ranjau itu yang orang-orang tau adalah rangka ayam atau tulang-tulang ayam. Kita lihat di Medan, soto identik dengan warna kuning kan kalau di tempat saya ini tidak sama sekali,” ujarnya.
Untuk usaha yang tergolong masih baru digelutinya, Suci mengaku dalam sehari sebanyak 50 porsi mampu ia jual. Dia pun berharap, menu makanan yang tersedia di warung miliknya ini dikenal luas sehingga kedepannya ia bisa membuka cabang dibanyak tempat.
“Saya sih berharap lebih dikenal sama masyarakat umum yah, terutama orang-orang Medan yang mereka itu tahunya soto pasti identik dengan santan. Padahalkan, orang yang punya penyakit asam lambung sendiri tidak boleh makan santan. Jadi saya kalau bisa soto ini lebih dikenal lah, sama orang sakit pun bisa makan, begitulah intinya. Semoga juga kedepannya bisa buka cabang di tempat-tempat lain,” pungkasnya. (zul/fhr)
Load more