Namun sejak adanya aktivitas penambangan ilegal, tiap kali jaring dipanen hasilnya selalu mengecewakan, bahkan terkadang hanya dapat empat ekor saja. Itu pun ikan kecil-kecil lantaran kondisi air sungai tiada henti keruh, bahkan berbau.
Untuk membiayai hidup sehari-hari, kini suami Wati terpaksa jadi kuli serabutan, bahkan terkadang pulang tiap seminggu sekali karena lokasi bekerjanya di luar daerah.
"Payah kini Pak. Air sungai keruh (pekat), ikan sungai jadi punah," sesalnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Andri (37) seorang anggota komunitas mancing asal Sijunjung. Menurutnya kondisi aliran Batang Kuantan begitu buruk, hingga kestabilan ekosistem mahluk hidup di sepanjang aliran menjadi punah.
"Melihat situasinya keruh begini, jangankan ikan sungai, buaya pun tidak akan sanggup bertahan hidup di dalamnya," ujarnya.
Diakuinya, setahun lalu pihaknya bersama teman-temannya (Pemancing Mania Sijunjung) sempat bernafas lega, aliran sungai relatif membaik, hingga hobi mancing di sejumlah titik strategis dapat tersalurkan. Berbagai jenis ikan endemik berhasil didapatkan.
Namun kini, kondisi air sungai begitu buruk, keruh. Tak hayal nyaris tak ada ikan bisa didapatkan tiap kali memancing.
Load more