Bandar Lampung, tvOnenews.com - Badan Metereologi Klimatologi dan GBMKG Lampung melaporkan ada delapan titik di Lampung masuk dalam kondisi kekeringan ekstrim karena tidak kunjung mendapat hujan.
Kedelapannya yakni, Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur dengan 80 hari tanpa hujan.
Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran dengan 68 hari tanpa hujan.
Desa Way Awi, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran dengan 68 hari tanpa hujan.
Desa Gedung Ram, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Mesuji dengan 68 hari tanpa hujan.
Desa Pandan Surat, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu dengan 68 hari tanpa hujan.
Desa Purworejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran dengan 67 hari tanpa hujan.
Desa Sukodadi, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran dengan 67 hari tanpa hujan.
Dan Desa Bukoposo, Kecamatan Way Serdang, Kabupaten Mesuji dengan 61 hari tanpa hujan.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Lampung, Rudi Harianto menjelaskan tidak kunjungnya hujan delapan daerah tersebut adalah karena ketiadaan awan di atas langit.
Adapun, ketiadaan awan tersebut masih dikarenakan musim kemarau dengan fenomena El Nino.
“Sebab, keberadaan awan di langit Provinsi Lampung masih sangat minim," kata dia, Kamis (5/10/2023).
BMKG Lampung memprediksi, kondisi yang sama masih akan berlangsung pada Oktober ini.
“Kondisi awas saat ini rata-rata minim, bahkan ada yang tidak ada atau clear," kata Rudi.
Adapun wilayah dengan curah hujan tertinggi di Lampung selama musim kemarau yaitu Bukit Kemuning (62 mm).
Sementara wilayah dengan kategori sangat panjang (31 – 30 hari) pada klasifikasi jumlah hari tanpa hujan masih mendominasi di Provinsi Lampung yakni sebanyak 30 persen lebih.
Sedangkan untuk analisis curah hujan pada periode yang sama secara umum bervariasi mulai dari curah hujan rendah 0 milimeter (mm) sampai dengan curah hujan tinggi 75 mm. (puj/nof)
Load more