“Informasi yang didapat di TKP Anggota Unit II Tipidsus mendapatkan informasi ciri-ciri pelaku yang menggunakan hodie dan masker yang menaiki sepeda motor merk Mio Soul warna ungu tersebut, salah satu orang tersebut adalah Candra yang berdomisili di Jalan Kemakmuran RT 003 RW 006, Kelurahan Tanjung Ketapang, Toboali," ungkapnya.
Kemudian sekira pukul 21.00 WIB, anggota Unit II Tipidsus Satreskrim mendapatkan informasi bahwa pelaku CN sedang berada di rumahnya, anggota Unit II Tipidsus langsung bergerak menangkap pelaku, setelah dilakukan penggeledahan di rumah pelaku didapatkan beberapa barang bukti dan barang-barang yang diduga sebagai alat untuk pelaku membuat uang palsu (upal).
Selanjutnya dilakukan pengembangan terhadap pelaku Candra, dari hasil interogasi, pelaku mengakui mengedarkan dan pembelanjaan upal tersebut bersama pelaku Andi (30) warga Kampung Bukit Gg Air Duren Toboali.
“Pelaku mengakui telah melakukan pembuatan uang palsu di wilayah Toboali kurang lebih 2 bulan, dan sudah berhasil mengedar, membelanjakan dan mencetak beberapa uang palsu dengan rincian 7 lembar pecahan uang palsu senilai Rp100.000 nomor seri SQB775119 dengan total 700.000 dengan 2 lembar pecahan uang palsu senilai Rp100.000 nomor seri SQB775119 sudah diedarkan dengan cara dibelanjakan oleh pelaku, 10 lembar pecahan uang palsu senilai Rp50.000 nomor seri CRW651274 dengan total 500.000. Pecahan 9 lembar uang palsu senilai Rp50.000 nomor seri CRW651274 sudah diedarkan dengan cara dibelanjakan pelaku," ungkapnya.
Setelah itu sekira pukul 23.30 WIB, anggota Unit II Tipidsus Satreskrim Polres Basel yang dipimpin langsung Kanit Pidsus langsung bergerak menuju ke rumah Andi untuk dilakukan penangkapan dan berhasil ditangkap di kediamannya.
"Selanjutnya dari hasil interogasi pelaku Andi, pelaku mengakui bahwa memang benar ikut melakukan pengedaran dan membelanjakan uang palsu bersama dengan pelaku Candra di konter RR Cell di Jalan Merdeka dan juga ada melakukan pembelanjaan dengan uang palsu di beberapa toko-toko di Toboali," tukasnya.
Atas perbuatan tersebut, kedua pelaku disangkakan dengan Pasal 36, UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang dengan ancaman hukuman pidana penjara maksimal 15 tahun dan denda maksimal Rp10 miliar. (fpa/nof)
Load more