Jakarta, tvOnenews.com - Sosok bernama Zhafirah Zahrim Febrina mendadak viral di media sosial karena videonya beredar luas dengan wajah tampak dipenuhi abu erupsi, berbicara dengan suara tak jelas dan nafas sesak.
Zhafirah salah satu pendaki wanita yang turut menjadi korban erupsi Gunung Marapi, di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Beruntung nyawa wanita yang kini masih aktif sebagai seorang mahasiswi jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang itu berhasil diselamatkan oleh Tim SAR gabungan dari TNI dan Polri serta warga setempat.
Mahasiswi berusia 19 tahun tersebut kini tengah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi.
Ibu korban Rani Radelani mengatakan Zhafirah masih terbaring di rumah sakit akibat luka bakar di bagian wajah.
"Zhafirah sudah mulai bisa berbicara sedikit demi sedikit, tapi keluarga tidak mau memaksa dia untuk berbicara kronologinya," ujar Rani dalam keterangannya, Kamis (7/12/2023).
Rani juga bercerita Zhafirah sempat meminta izin hendak naik gunung dan keluarga mengizinkan karena belum ada kenaikan status gunung. Hal ini menjadi pendakian Zhafirah ke Gunung Marapi sebagai pengalaman pertama anaknya.
Rani menambahkan sang anak mendaki bersama teman kampusnya dan berencana pulang pada Minggu, 3 Desember 2023.
"Waktu mau naik gunung, Ife izin ke keluarga dia pergi bersama teman yang biasa mendaki. Saat mendaftar belum ada informasi larangan mendaki ataupun kenaikan status gunung, ini mendadak aja, bagaimana lagi kan. Jadi kita ndak bisa berkata-kata, namanya musibah," ungkap Rani kepada awak media.
Diberitakan sebelumnya, jumlah pendaki yang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi, Sumatra Barat bertambah dengan total 22 jiwa. Pemutakhiran data pada Rabu (6/12/2023), pukul 11.40 WIB, ke-22 pendaki tersebut telah teridentifikasi.
Sementara, laporan dari Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dengan bertambahnya korban meninggal dunia, jumlah pendaki yang berhasil ditemukan sebanyak 74 orang, yang meliputi 40 pendaki telah kembali ke rumah masing-masing dan 12 orang luka-luka.
Mereka yang luka masih dalam perawatan intensif di RSAM Bukittinggi dan RSUD Padang Panjang.
"Hingga siang ini tim SAR gabungan masih terus melakukan proses pencarian dan pertolongan terhadap satu orang pendaki yang masih belum ditemukan," jelas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (6/12/2023).
Masyarakat di sekitar Gunung Marapi diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 3 km dari puncak.
Selain itu, masyarakat yang berada di 4 kecamatan terdekat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dengan memakai masker.
Masyarakat juga diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing isu yang masih simpang siur dan tidak menyebarkan informasi yang belum bisa diverifikasi kebenarannya.
Diharapkan pula selalu mengikuti arahan dan imbauan dari pemerintah daerah setempat.
"BPBD Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar bersama tim gabungan terus memonitor perkembangan erupsi Gunung Marapi di lokasi guna melakukan tindakan cepat dalam penanganan evakuasi warga apabila kembali terjadi aktivitas vulkanik yang lebih besar," tuturnya.(lkf)
Berikut adalah daftar korban jiwa meninggal dunia yang telah teridentifikasi:
1. Muhammad Adan/21th/L
2. Muhammad Teguh Amanda/19th/L
3. Nazahra Adzin Mufadhol/22th/L
4. Muhammad Alfikri/19th/L
5. Nurva Afitri/27th/P
6. M. Wilki Syaputra/20th
7. Divo Suhandra/26th
8. Afranda Junaidi/26th
9. Wahlul Alde Putra/19th
10. Riski Rahmat Hidayat/20th
11. Reyhani Zahra Fadli/18th
12. Filhan Alfiqh Faizin/18th 13. Aditya Prasetyo/20th
14. Yasirli Amri/20th
15. Irfandi Putra/21th
16. Muhammad Iqbal/23th
17. Ilham Nanda Bintang/21th
18. Novita Intan Sari/39th
19. Lenggo Baren/19th
20. Zikri Habibi/19th
21. Liarni/22th
22. Frengki Chandra Kusuma/23th
Load more