Pali, tvOnenews.com - Seekor buaya dengan panjang 2 meter tidak sengaja ditemukan seorang nelayan, di Sungai Penukal, Desa Air Itam, Kecamatan Penukal, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali), Sumatera Selatan. Sejak ditemukan sampai akhirnya dilepaskan kembali ke habitat asalnya, warga di sekitar lokasi dibuat heboh atas peristiwa penemuan satwa buas ini.
Awalnya penemuan buaya diketahui oleh seorang nelayan bernama Hendri, sekira pukul 06.00 WIB pada hari Rabu (13/12/2023), yang saat itu hendak mengambil ikan di perangkap miliknya ke darat dari Sungai Penukal. Setelah itu, ia dibuat panik karena melihat isi di dalam perangkap ikan itu didapati seekor buaya sepanjang 2 meter. Tidak mau ambil resiko, lalu kemudian dia memanggil warga sekitar untuk menyelamatkan buaya tersebut.
Menurut Ali, warga Desa Air Itam, yang mengungkapkan bahwa proses penyelamatan berlangsung cukup dramatis, setelah berhasil mengikat bagian mulut dan kaki buaya, warga mengangkatnya untuk diamankan di salah satu rumah warga di desa tersebut. Sejak itu, warga heboh dan secara bergantian mendatangi lokasi tersebut, untuk melihat langsung bahkan banyak juga yang menyentuh buaya yang sudah diamankan ini.
“Yang menemukan pertama sekali itu Hendri pagi tadi di rajut ikan yang digunakannya mencari ikan di Sungai Penukal. Alasan kami membawa buaya ini kepermukiman warga supaya dapat mempermudah pihak terkait untuk menyelamatkan buaya ini, tapi sampai sore ini tidak ada pihak terkait yang datang untuk menjemputnya. Untuk itu, kami sepakat dengan warga lainnya untuk mengembalikan kembali buaya ini ke sungai penukal,” ungkap Ali pada Rabu (13/12/2023) sore.
Hingga sekira pukul 16.00 WIB, akhirnya warga berbondong-bondong membawa buaya tersebut dengan mengendarai sepeda motor ke kawasan Pangkalan Muara Air Itam untuk dikembalikan ke habitatnya.
Usai dilepaskan, Rizal, warga Desa Air Itam, mengatakan alasan pelepasan buaya ini karena sebagian masyarakat meyakini bahwa buaya tersebut merupakan buaya dari titisan para leluhur yang telah meninggal. Pada kawasan tersebut, juga terdapat makam para leluhur Desa Air Itam.
“Alasan kita lepaskan, karena buaya ini merupakan buaya puyang menurut tradisi kami. Jika kita biarkan atau kita bunuh itu tidak boleh, nanti dimarahi yang berwajib jadi kita kembalikan ke tempat asalnya. Di tempat ini kami pernah melihat ada sekitar 6 atau 7 buaya tapi itu anak buaya, namun tidak pernah mengganggu. Yang kita lepas barusan itu anaknya, panjangnya kira-kira 2 meter,” ujarnya. (bls/nof)
Load more