Lampung Selatan, tvOnenews.com - Warga Pulau Sebesi yang lokasinya berdekatan dengan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan mulai mengeluhkan sesak napas hingga mata perih dampak erupsi abu vulkanik GAK.
Dampak tersebut dirasakan warga Pulau Sebesi sejak tiga hari lalu sejak peningkatan aktivitas erupsi abu vulkanik Gunung Anak Krakatau (GAK).
"Mata terasa perih bahkan sampai keluar air mata. Tidak hanya itu, pernapasan juga terasa sesak dan ada beberapa warga yang sudah batuk-batuk. Saat ini kami membutuhkan masker dan kacamata," kata Makmun, warga Pulau Sebesi, Minggu (17/12/2023).
Menurut dia, lontaran abu vulkanik yang terbawa angin menyebabkan jarak pandang dan sistem pernafasan terganggu.
"Akibat beraktivitas tanpa alat pelindung sehingga mata kerap mengeluarkan air mata seperti menangis," beber Makmun.
Makmun mengungkapkan hingga saat ini warga masih sering mendengar suara dentuman ketika GAK mengalami erupsi. Namun, hal tersebut bukan hal baru bagi warga dan sudah dianggap biasa.
"Kalau suara dentuman sudah biasa terdengar. Kemarin saja sampai belasan kali. Tapi abunya ini yang paling parah dari tiga hari lalu," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sebesi Samsiar mengatakan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan pengiriman bantuan kepada Palang Merah Indonesia (PMI) Lampung Selatan.
"Permohonan masker dan kacamata sudah kami ajukan karena waga saat ini memang sangat membutuhkan alat pelindung itu," kata Samsiar.
Meski warga masih bisa beraktivitas seperti biasa, Samsiar meminta seluruh masyarakat di Pulau Sebesi untuk lebih waspada, berhati-hati dan patuhi seluruh aturan yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Aktivitas nelayan juga masih berjalan seperti biasa, tapi memang dilarang untuk mencari ikan dari radius 5 kilometer dari GAK," tandasnya.
Diketahui, kondisi Gunung Anak Krakatau saat ini dipantau dari laman magma.esdm.co.id telah mengeluarkan abu vulkanik atau erupsi sebanyak tiga kali pada Sabtu (16/12/2023) dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.000 meter di atas puncak (± 1.157 meter di atas permukaan laut). Gunung Anak Krakatau saat ini berada pada Level III atau Waspada. (puj/nsi)
Load more