Ogan Ilir, tvOnenews.com - Petani cabai di Desa Pulau Negara, Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan bakal merugi. Pasalnya ratusan hektare lahan pertanian warga rusak hingga gagal panen akibat terendam air payau. Hal itu terjadi lantaran hujan yang akhir-akhir ini melanda daerah tersebut.
Ahmad, salah seorang petani menuturkan, sudah dua pekan lahan pertanian yang dikelolanya terendam air. "Saya menggarap dua hektare lahan bersama teman-teman. Hampir seluruh lahan kami terendam air," kata Ahmad saat ditemui di Pulau Negara, Rabu (3/1).
Dilanjutkan Ahmad, ketinggian air yang menggenangi lahan pertanian mulai sebatas mata kaki hingga lutut orang dewasa. Meski ketinggian air saat ini mulai surut, namun tak membuat ribuan batang cabai yang ditanamnya terhindar dari kebusukan.
Tampak batang-batang cabai yang terendam air tak lagi berwarna hijau, melainkan berwarna coklat tua. "Batangnya busuk, cabainya juga otomatis jadi keriting-keriting, layu, ada yang busuk juga," ungkap Ahmad.
Berbagai macam cabai yang ditanam warga diantaranya cabai merah panjang, cabai hijau panjang, cabai rawit, cabai burung atau biasa disebut cabai geprek. Dengan menurunnya kualitas cabai, berdampak pada penurunan harga yang sangat signifikan di pasaran. Seperti cabai burung yang biasa dijual Rp100 ribu per kilogram, kini turun menjadi Rp50 ribu atau turun 50 persen.
"Contohnya cabai burung turun separuh dari harga normal. Terus terang ini pukulan bagi kami petani kecil," tutur Ahmad.
Nurisah, petani cabai lainnya tetap berupaya memanen cabai yang kualitasnya masih bisa dijual untuk kebutuhan konsumsi. Petani berharap pemerintah dapat turun tangan membantu petani menanggulangi lahan pertanian yang terendam air.
"Lahan kami ini kebanyakan terancam gagal panen. Kalaupun bisa panen, kualitasnya jauh (sangat buruk). Mudah-mudahan lahan kami bisa dibuatkan bendungan penahan air," ucapnya. (kat/wna)
Load more