Medan, tvOnenews.com - Ketua Umum Lembaga Konservasi Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI), Rahmat Shah merasa prihatin dengan keadaan Medan Zoo hingga saat ini. Setidaknya sudah ada tiga harimau Sumatera mati dalam waktu berdekatan.
Rahmat Shah menilai orang-orang yang ada dalam manajemen Medan Zoo tidak berkompeten. Medan Zoo yang dinilai salah kelola ini sejak dulu ingin diambil alih olehnya. Namun, hingga Wali Kota Medan dijabat oleh Bobby Nasution, Rahmat Shah belum mendapat kesepakatan pengelolaan. Padahal, jabatan wali kota Bobby pun juga akan berakhir tahun ini.
“Bukan hari ini mau diambil (alih), sudah 10 tahun yang lalu, tapi yang punya wali kota (Medan) dari dulu ke dulu sampai saat ini nggak sedia memberi bagaimana? Karena (untuk) itu (saja) saya keluar uang (membantu memberi pakan satwa)," kata Rahmat Shah saat dihubungi, Kamis (11/1/2024).
“Saya rasa pelaksananya tidak profesional, tidak menguasai masalah lembaga konservasi. Tapi bagaimana kita maksanya pemiliknya nggak mau kasih. Saya sudah undang juga Taman Safari, sudah bicara sudah ketemu Wali Kota tapi belum ada titik temu," ungkap mantan anggota MPR RI itu.
Rahmat mengaku walaupun belum mendapat restu dari Pemko Medan untuk mengelola Medan Zoo, ia telah memberikan berbagai bantuan, salah satunya menurunkan timnya untuk memeriksa dan memberi pakan satwa. Menurut Rahmat, inti masalah dari Medan Zoo sehingga mengakibatkan satwa-satwa di sana terancam hingga mati salah satunya adalah karena salah kelola.
"Salah kelola saja, bukan orang yang profesional di sana, nggak ngerti perawatan hewan. Sebenarnya kalau mau jujur urusan kebun binatang ini bukan urusan Pemko, bukan soal pemerintah dan ini yaaa salah kelola saja. Dan orang yang dikasih amanah sama Wali Kota mungkin kerjanya nggak beres," tegas ayah aktris Raline Shah itu.
Mendengar berita ada tiga harimau yang mati dalam waktu berdekatan, bos Siantar Zoo itu merasa prihatin. Ia juga menyarankan Medan Zoo yang saat ini dalam situasi mencekam bagi satwa-satwa di sana agar ditutup sementara.
"Kalau ditanya usulnya apa, tutup dulu sementara, nggak usah tontonkan kejelekannya, perbaiki dulu. Walaupun tetap Pemko (yang mengelola). Kalau kita pun yang ambil alih, kita tutup ini tiga enam bulan, perbaikan dulu agar layak untuk umum," kata Rahmat.
Diberitakan sebelumnya, seekor harimau Sumatera bernama Nurhaliza alias Putri ditemukan mati pada akhir tahun 2023 lalu. Namun, kematian Nurhaliza tak terpublikasi dan terkesan ditutup-tutupi.
Informasi kematian Nurhaliza belakangan diketahui dari Balai Besar KSDA Sumut. Disebutkan dalam keterangan tertulisnya, Nurhaliza ditemukan mati pada 31 Desember 2023 sore.
"Harimau Sumatera atau Panthera Tigris Sumatera bernama Nurhaliza alias Putri ditemukan mati pada tanggal 31 Desember 2023 sore pukul 16.48 WIB di Medan Zoo," terang Kepala Balai Besar KSDA Sumut, Rudianto Saragih Napitu, beberapa hari lalu.
Diketahui, Nurhaliza merupakan harimau ketiga yang mati dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Sebelumnya diberitakan, Erha yang juga harimau Sumatera mati pada November 2023 lalu. Tak lama, menyusul Avatar yang merupakan Harimau Benggala juga mati. (iin/nof)
Load more