Medan, tvOnenews.com - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dengan tegas mengatakan bahwa program Food Estate di berbagai daerah bukan untuk diributkan tapi dikerjakan.
Pernyataan tegas tersebut dikatakan Andi usai memberikan bantuan kepada kelompok petani, di kelurahan Kemenangan Tani, kota Medan, Sumatera Utara, Senin (5/2/2024), di sela kunjungan kerjanya di Kota Medan.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman juga menanggapi soal kegaduhan Food Estate yang kini mengalami isu penolakan.
"Kami (kementerian) sudah support ke sana, kan sudah ada panen tuh yang di Kalimantan juga sudah panen, tapikan diributkan. Pertanian ini bukan untuk diributkan tetapi untuk dikerjakan," tegas Amran, kepada sejumlah awak media.
Menurutnya, program Food Estate merupakan proyek jangka panjang yang dapat dinikmati oleh generasi berikutnya, 100 sampai 200 tahun ke depan.
“Tujuan Food Estate adalah untuk jangka panjang, 100-200 tahun ke depan untuk generasi kita, jangan ego. Kita ke depanya butuh Food Estate sebagai cadangan pangan di tengah krisis pangan," sambung Amran.
Amran menekankan bahwa program Food Estate merupakan solusi Indonesia dalam menangkal krisis pangan global yang ada di depan mata karena ada sepuluh negara kelaparan.
"Sekarang ini krisis pangan dunia, bukan hanya Indonesia, ada sepuluh negara kelaparan," ucapnya.
Menurut Amran Food Estate tidak boleh dipolitisasi karena ini pangan untuk mencukupi semua masyarakat yang ada di Indonesia.
"Jangan dipolitisasi ini pangan, ini untuk kita semua untuk anak cucu kita. Ini masalah dunia, bukan cuma Indonesia, bukan cuma masalah Sumatera Utara, dan Kalimantan," sebut Amran.
Sementara itu, dalam kunjungan kerjanya, Andi Amran didampingi Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution, juga menyalurkan bantuan berupa benih, pupuk, dan alat tani kepada kelompok petani.
Ia juga melakukan panen dan tanam jagung, menanam benih jagung di Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Tuntungan, Kota Medan.
Dengan produktivitas mencapai delapan ton per hektare, dirinya optimis produksi jagung mampu digenjot hingga berdampak terhadap peningkatan produksi secara nasional dan Indonesia mampu mengembalikan keadaan dengan stop impor dan kembali ekspor jagung. (zul/nof)
Load more