Sumut, tvOnenews.com - Memilukan nasib pendidikan di Provinsi Sumater Utara (900), terkhusus Kabupaten Toba. Pasalnya, daerah itu sangat kekurangan tenaga pengajar seperti guru.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Olahraga Toba, Sandy Sibuea juga membenarkan soal kekurangan guru sekitar 900.
“Kekurangan guru tersebar di 225 SD dan 51 SMP,” ujar Sandy, Senin (19/2/2024).
Bahkan ia sampaikan, bahwa idealnya kabupaten yang terdiri dari 16 kecamatan itu membutuhkan sekitar 3 ribu guru. Sementara yang ada hanya 2,1 ribu guru.
Hal itu tentu membuat para guru harus mengajar rangkap. Jadi, kata dia, satu guru mengajar dua mata pelajaran atau bahkan lebih dan itu tidak efisien.
“Kami tidak bisa berbuat banyak karena pemenuhan kebutuhan guru saat ini hanya mengandalkan rekrutmen P3K (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja),” pungkasnya.
“Kami sangat menginginkan setiap mata pelajaran dibawakan oleh satu orang guru saja agar lebih bertanggung jawab terhadap anak didiknya,” sambungnya.
Mirisnya lagi, kata Sandy, guru yang slotnya kosong itu adalah mata pelajaran yang umum. Misalnya, mata pelajaran agama, matematika, IPA, hingga IPS.
Lanjutnya menjelaskan, untuk saat ini, upaya yang bisa dilakukan Pemkab Toba hanyalah memaksimal kualitas guru yang ada.
“Setiap tahunnya, kami melaksanakan pelatihan guru-guru. Akan tetapi, terkadang sistem zonasi penerimaan anak didik membuat para guru kesulitan menerapkan sistem pembelajaran tepat sasaran,” pungkasnya.
“Banyak terjadi penumpukan siswa berasal dari sejumlah kecamatan bahkan luar kabupaten berfokus di satu titik wilayah saja karena perpindahan KK (kartu keluarga) peserta didik," ungkap Sandy.
Oleh karena itu, langkah efektif yang bisa dilakukan adalah mengajak akademisi dari Toba untuk membangun pendidikan di kampung halaman sendiri. (aag)
Load more