Nias, tvOnenews.com - Sedikitnya empat warga Kepulauan Simuk, salah satu pulau terluar di Nias Selatan, Sumatera Utara meninggal dunia akibat terjangkit wabah malaria tropica. Sedangkan puluhan orang diantaranya positif dan harus dirawat di Puskesmas.
Pulau ini memang endemik dengan malaria. Namun pada tahun ini, merupakan malaria terparah yang mengancam penduduknya.
Pulau Simuk terdiri dari enam desa dengan jumlah penduduk 1.105 jiwa. Hanya dalam kurun waktu tiga pekan saja, berdasarkan data Puskesmas Simuk, sekitar 30 warga positif terjangkit malaria.
“Empat orang korban meninggal dunia, dua di antaranya sesuai hasil rapid tes benar terjangkit malaria sementara dua orang lainnya meninggal belum sempat ke puskesmas dan meninggal di kediaman mereka,” kata Kepala UPTD Puskesmas Simuk, Bavo Amuri Zoromi, Rabu (27/3/2024).
Bavo Amuri menambahkan, wabah malaria tahun ini merupakan yang terparah sebab menimbulkan korban jiwa. Kondisi itu diperparah dengan fasilitas kesehatan yang minim di Kepulauan Simik, Nias Selatan. Seperti tidak ada dokter jaga, sehingga pasien harus dirujuk ke Teluk Dalam atau rumah sakit di Gunung Sitoli untuk mendapatkan perawatan.
“Saat wabah ini menyerang masyarakatnya sejumlah kebutuhan obat-obatan juga tidak tersedia di Puskesmas,” terang Bavo.
Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Selatan Turunkan Tim Medis
Dinas Kesehatan Kabupaten Nias selatan akhirnya mendistribusikan dan menurunkan sejumlah dokter guna penanggulangan wabah malaria yang tengah melanda Pulau Simuk.
Selain obat-obatan, ratusan paket kelambu dan alat fogging juga turut didistribusikan menggunakan kapal boat keliling Puskesmas.
Walau telah merenggut korban meninggal dunia, hingga kini pemerintah belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) agar adanya penanganan yang lebih serius.
Sambil menunggu pasokan obat-obatan dari provinsi, Dinas Kesehatan Nias Selatan juga sempat meminta bantuan obat-obatan dari Kabupaten Nias karena stok obat malaria saat ini di Nias Selatan sedang kosong. (omh/wna)
Load more