“Karena ditendang dan dipukul kemarin, badanku sering sakit dan nyeri tepat di bagian perut bekas operasi,” sebut korban yang bercita-cita ingin menjadi seorang chef ini.
Sementara itu Rohana Napitu selaku ibu korban saat mendampingi korban di Mapolres Simalungun mengaku menyesalkan tindakan tersebut dan berharap kasus ini dapat terus berlanjut hingga para pelaku yang menganiaya anaknya dapat ditindak dan diproses hukum.
“Sebenarnya kasus penganiayaan dan perundungan terhadap anak saya sudah berulang kali terjadi. Sering saat pulang sekolah, anak saya menangis, kadang merasakan sakit karena dipukul temannya bahkan kadang pulang sekolah pakaiannya juga sering sobek karena diperlakukan kasar oleh teman-temannya,” ungkap Rohana.
Menurut Rohana, ia sudah berulang kali menegur para pelaku termasuk memberitahukan langsung kepada masing-masing orang tuanya untuk menegur dan melarang anak mereka. Namun ternyata tidak digubris dan membuahkan hasil, bahkan penganiayaan terhadap anaknya terus saja berlanjut.
“Saya berharap kasus perundungan terhadap anak saya dapat diproses dan berlanjut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di negara ini, dan dapat dijadikan pelajaran agar peristiwa serupa tidak lagi terjadi bagi anak anak yang lain dan juga anak saya,” sebutnya dengan mata berkaca-kaca.
Terpisah, Frilsen Winsen Purba selaku Kepala Sekolah SD tempat sekolah korban ini mengaku, bahwa pihaknya juga sangat menyayangkan kasus perundungan yang terjadi di sekolah mereka hingga viral di media sosial.
Ia menyebutkan bahwa kasus perundungan terhadap salah seorang siswa di sekolahnya merupakan musibah, dan baru mengetahui setelah video tersebut viral di media sosial.
Load more