Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ogan Ilir, yang mendapat informasi ada setidaknya 11 kerbau tersebut mati diduga kuat karena terserang wabah ngorok (tagere) atau Septicaemia Epizootica (SE) langsung melakukan pengecekan dan pendapatan.
"Informasi yang kami terima, ada 11 kerbau yang mati di Desa Tanjung Seteko," kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ogan Ilir, Lilis Suryani, Selasa (23/4/2024).
Saat ini bangkai kerbau mati dibiarkan tergeletak di rawa dan kolong jalan tol di wilayah Desa Tanjung Seteko.
Petugas dinas masih melakukan pendataan terkait kemungkinan bertambahnya jumlah kerbau yang mati. "Petugas kami sedang mengecek ke lapangan," ujar Lilis.
Menurutnya, wabah ngorok mulai terdeteksi di Ogan Ilir sejak Februari lalu di mana sebelumnya ada tiga ekor kerbau mati di Desa Tanjung Lubuk Kecamatan Indralaya Selatan.
Setelah temuan tersebut, Pemkab Ogan Ilir gencar memvaksin hewan ternak sapi dan kerbau, diantaranya di wilayah Indralaya dan Indralaya Selatan.
Sejauh ini, lebih dari 200 ekor kerbau dan sapi di Ogan Ilir yang divaksin oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian.
Load more