Kerinci, tvOnenews.com - Sagil Muhammad Rizki, seorang murid SD di Belui, Kecamatan Depati Tujuh, Kabupaten Kerinci, Jambi, yang memiliki tinggi badan melebihi rata-rata orang dewasa pada umumnya ternyata bercita-cita ingin menjadi prajurit TNI. Lahir pada 7 Juni 2012, bocah yang akrab disapa Sagil ini merupakan putra kedua dari dua bersaudara pasangan Hermanudin dan Susi Herlina.
"Kami merupakan keluarga tidak mampu dan saya bercita-cita sudah besar nanti akan menjadi TNI agar bisa melindungi keluarganya terutama ayah dan ibu saya,” kata Sagil.
Postur tubuhnya yang mencolok ketika berdiri di antara teman-temannya menarik perhatian banyak orang. Meskipun masih duduk di bangku kelas 6 SD dan berumur 12 tahun membuat banyak orang di luar sekolah mengira bahwa Sagil bukanlah seorang siswa SD, melainkan seorang siswa SMA.
Meskipun sudah lama dikenal oleh warga setempat bahwa postur tubuhnya yang hampir mencapai 2 meter namun, berkat foto Sagil bersama teman-temannya diunggah ke media sosial menjadi viral dan mengehebohkan jagad maya.
“Kalau warga di sini sudah lama mengetahui bahwa fostur tubuhnya yang tinggi, tapi baru sekarang dia menjadi viral setelah foto-fotonya diunggah di media sosial sebagai anak SD tertinggi di dunia," ujar Hermawan.
Saat diminta keterangan soal tubuhnya yang tinggi, Sagil merasa biasa-biasa saja dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari, seperti orang pada umumnya. "Kalau makan seperti biasa dua sampai tiga kali sehari dan porsinya pun sama seperti biasa tidak ada yang berbeda, tapi saya kurang tahu juga kenapa bisa setinggi ini,” tutur Sagil sambil tersenyum.
Menelisik lebih dalam terkait perasaannya memiliki tinggi badan yang tak biasa, dulu, kata Sagil, ia sempat merasa minder dan malu. “Iya, dulunya sempat malu karena sangat jauh beda dengan kawan-kawan seumuran saya, dan dulunya sempat kurang berani atau kurang pede bermain bersama kawan sebaya namun seiring berjalan waktu sampai saat ini saya sudah terbiasa dan percaya diri,” ungkap Sagil.
Lebih lanjut, Sagil menerangkan, ia kerap malu dan kesulitan setiap kali membeli pakaian di pasar karena sulit menemukan ukuran pakaian hingga sepatu.
"Kalau ke pasar bersama ibu saya sering juga malu saat menanyakan ukuran baju dan celana, coba bayangkan ukuran baju yang saya pakai XXXXL dan celana size-nya 38 itupun sulit ditemukan apalagi di tambah ukuran sepatu atau sendal yang saya pakai tersedia ada ukuran 49 atau 50 itupun masih tidak pas karena kaki saya masih besar,” terang Sagil sambil tersenyum. (aai/wna)
Load more