Padang, tvOnenews.com - Meredam lonjakan harga sembako pascabanjir lahar dingin di tiga kabupaten/kota dan masih seringnya terjadi longsoran di jalan lintas Sumatera Sitinjau Lauik, Pemerintah Provinsi Sumbar membuat skema alternatif pemenuhan pasokan sembako.
Pengaturan dilakukan untuk fokus kepada pemenuhan pasokan kebutuhan pangan strategis dari luar daerah jika ada sinyal kenaikan harga, mengingat daerah terdampak bencana, yakni Tanah Datar, Agam, dan Padang Panjang merupakan wilayah sentra hortikultura.
“Jika diperlukan, kita berencana untuk mendatangkan produk hortikultura dari Jambi dan Jawa Tengah," ungkap Gubernur Mahyeldi di Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman, Jumat (17/5/2024).
Menurutnya itu akan bisa membantu, mengingat beberapa ruas jalan dari dan menuju sentra produksi pertanian di Sumbar rusak akibat diterjang banjir bandang. Lebih lanjut, Gubernur mengaku sudah melakukan mitigasi ketersediaan pasokan 3 komoditas strategis.
Masing-masing beras, cabai merah, dan bawang merah. Bahkan, Jika terjadi kenaikan harga beras, BULOG diminta melakukan operasi pasar.
“Kita sudah komunikasi dengan BULOG. Stok beras mereka sangat mencukupi ada 21 ribu ton di gudang,” ungkapnya. Sementara untuk cabai merah, telah dilakukan kerjasama dengan perantau Minang yang berkecimpung dalam asosiasi petani dan pengusaha cabai merah Indonesia.
Mereka membantu mendatangkan cabai merah dari Magelang, Jawa Tengah dan Sleman, Yogyakarta. Kemudian juga ada kerjasama antar pedagang dari Berastagi, Sumatera Utara.
“Sampai saat ini harga cabai merah di pasaran masih stabil. Kalau ada peningkatan harga, kita tinggal telpon yang dari Jawa Tengah, mereka sudah komitmen dengan kita,” ujarnya.
Kemudian untuk komoditas bawang merah tidak perlu dikhawatirkan. Sebab wilayah sentra di Kabupaten Solok masih masa panen. Sementara terhadap komoditas sayur-mayur, Dinas Pangan mengimbau petani di wilayah yang tidak mengalami gangguan, seperti di Solok, untuk lebih mengutamakan menjual produknya ke pasar lokal daripada memenuhi permintaan luar daerah.
“Jangan semua dijual ke luar daerah. Misalnya kalau produksinya 100 ton, jual ke pasar lokal 50 dan ke luar daerah 50. Bantu juga daerah dalam kondisi saat ini,” tutupnya. (yud/wna)
Load more