Bijak dalam bermedia sosial, lanjut Akhmad Suharyo, harus memiliki pemahaman terhadap lanskap digital. ”Di dalamnya mencakup pengetahuan terhadap jenis perangkat keras dan lunak, fitur proteksi, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital,” pungkasnya.
Perlu dicatat, diskusi luring dengan hiburan musik untuk komunitas pemuda ini dimaksudkan untuk memberikan penyadaran ihwal pentingnya bijak dalam bermedia sosial. Sejumlah komunitas masyarakat yang hadir dalam diskusi di antaranya, komunitas Banjar Agung, Dente Teladas, Tuba Berkah, Banjar Mergo, dan komunitas Manggala Sejahtera.
Dari perspektif berbeda, Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Kota Bandar Lampung Aliy Hafiz mengatakan, bijak dalam bermedia sosial butuh kompetensi etika digital dan ruang lingkupnya. Yakni, kesadaran, integritas, tanggung jawab, dan kebajikan.
”Artinya, melakukan sesuatu dengan sadar atau memiliki tujuan. Menjunjung tinggi kejujuran, anti-plagiasi dan manipulasi. Mau menanggung konsekuensi atas perbuatannya, dan melakukan hal-hal yang bernilai kemanfaatan, kemanusiaan serta kebaikan,” rinci Aliy Hafiz.
Sementara menurut dosen Politeknik Negeri Lampung Fathurrahman Kurniawan Ikhsan, nilai-nilai Pancasila harus menjadi landasan saat berada di ruang digital dan bermain media sosial. ”Kompetensi budaya bermedia digital merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Untuk diketahui, diskusi luring seperti digelar di Tulang Bawang ini berada di bawah naungan program besar: Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya Kemenkominfo untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sampai dengan akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Load more