Ia berharap agar masyarakat mengikuti sosialiasi dan imbuhan-imbuhan dari BP3MI sehingga tidak ada lagi masalah.
“Jadi dengan mengikuti sosialisasi dan imbuhan ini, maka masyarakat tidak terjebak dalam sindikat. Karena kita tahu banyak sekali sindikat yang menawarkan banyak sekali pekerjaan namun ujungnya malah terjebak pekerjaan illegal yang ujungnya malah diekploitasi karena mereka tahu korbannya ada orang Indonesia yang lemah secara administrasi," ungkapnya.
Guna memaksimalkan kerjasama itu, Irjen Agung mengatakan Polda Sumut saat ini memiliki border liasion officer. "Yaitu kantor di mana tempat kita beroperasi dengan polisi negara-negara terdekat, dalam hal ini dengan negara perbatasan kita yakni Malaysia, Thailand, Singapur. Di sini kita akan bertukar informasi," sebutnya.
Intinya ia mengatakan dengan kerjasama ini diharapkan menghilangkan celah terjadi masalah bagi pekerja migran di luar negeri. "Pada dasarnya kerjasama ini sudah berlangsung sejak beberapa waktu, dan ini lebih ditekankan lagi agar tidak ada ruang kosong demi melindungi para pekerja migran.
Sementara itu, Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Asia dan Afrika BP3MI Lasro Simbolon mengatakan begitu banyak anak negeri yang dieksploitasi.
"Anak-anak negeri ini diperlakukan dengan tidak layak, tidak dapat gaji, diperjualbelikan. Kontrak nya tidak ada kalau sakit tidak ada yang merawat karena tidak ada pemeriksaan kesehatan," ungkapnya didampingi Ketua Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Harold Hamonangan.
Menurut Lasro, antuasiasme masyarakat di Sumut untuk bekerja ke luarnegeri sangat tinggi. Berdasarkan catatan, Sumut berada di peringkat 4 nasional pekerja migran.
Load more