Lhokseumawe, tvOnenews.com - Bansur, salah seorang pengusaha SPBU di Kota Lhokseumawe, meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengganti rugi kerusakan dinamo pompa minyak stasiun pengisian bahan bakar milikinya, yang duga akibat pemdaman arus listrik berturut-turut tanpa adanya pemberitahuan resmi sebelumnya sejak Salasa (4/6/2024).
Sebanyak 2 dinamo pompa yang rusak itu bila dihitung kerugiannya mencapai Rp12 juta, dan yang membuatnya kecewa ialah pelayanan ke masyarakat menjadi terhambat. Di balik rusaknya 2 dinamo pompa itu, pihaknya harus menanggung kerugian lain, karena terpaksa melayani pembeli dengan menggunakan hitungan liter manual. Hitungan tersebut bisa saja sewaktu-waktu meleset atau takaran yang dijual per liternya lebih banyak ke pembeli.
“Nah kalo sudah seperti untuk memperbaiki pompa tersebut, kami harus memanggil teknisi Pertamina dari kota medan, dan memerlukan waktu paling cepat 2 minggu. Sedangkan biaya ganti suku cadang itu 12 juta rupiah,” Bansur.
Selain kerusakan tersebut, Bansur juga meminta PLN mengganti rugi mesin genset miliknya. Di mana mesin tersebut juga mengalami kerusakan pada hari yang sama, saat tidak stabilnya arus listrik yang diterima stasiun bahan bakar itu, kerugian ditaksi mencapai Rp140 juta.
SPBU yang terletak di Desa Alue Awe, Lhokseumawe, melayani konsumen selama 24 jam, di mana keberadaanya telah beroperasi selama 10 tahun lebih, melayani penjualan minyak mulai, jenis Solar, Pertalite, Pertamina Dex, Bio Solar, Pertamax, Pertamax Turbo dan Dexlite.
Manajamen PLN UP3 Lhokseumawe, menegaskan, soal adanya kerusakan barang elektronik milik pelanggan dan kompensasi pemakaian arus listrik, imbas dari gangguan, pihaknya masih menunggu instruksi dari PLN Pusat.
Humas PLN UP3 Lhokseumawe, Zulkarnaini menjelaskan, sejauh ini informasi yang dapat diberikan ke pelanggan bahwa gangguan selama 3 hari belakangan mutlak faktor alam, yakni hantaman petir merusak jaringan interkoneksi 150 kVa Langsa-Idi dan jaringan transmisi SUTET 275 kVa Linggau-Lahat.
Hal tersebut disampaikan Zulkarnaini kepada wartawan usai kegiatan pembersihan pantai Ujung Blang pada Acara peringatan hari Lingkungan.
“Kejadian ini murni bencana alam, bukan karena kelalaian pekerja di pihak PLN, dan bukan pemdaman yang sengaja di lakukan pihak PLN,” kata Zulkarnaini.
Terkait kejadian kebakaran ruko dan rumah dalam beberapa hari terahkir di beberapa titik di wilayah kerja PLN Lhokseumawe, pihak manajemen menegaskan, akan melakukan investigasi untuk hal itu. Karena selama ini pasokan listrik diberikan ke pelanggan sesuai dengan tegangan dan dijamin kelayakan dalam bentuk SLO.
Ditambahkan, sejak adanya gangguan hingga normalnya pasokan listrik ke pelanggan, pihaknya belum sama sekali menerima adanya pengaduan terkait kerusakan barang elektronik, dan penggaduan masyarakat terkait kebakaran.
“Kalaupun ada kami akan koordinasi lebih lanjut dengan PLN wilayah Aceh, kalau memang ada regulasinya, kami sebagai operator siap menjalankan regulasi tersebut,” jelasnya.
Ketika ditanyai soal kompensasi bagi pelanggan, pihaknya juga masih menunggu instruksi dari wilayah Banda Aceh, namun begitu sesuai aturan akan ada keringanan ke pelanggan 20 persen itupun bila pelanggan mengalami pemadaman listrik selama 7 jam terhitung 1 hari.
Sampai dengan saat ini PLN UP3 Lhokseumawe memiliki pelanggan sebanyak 500 ribu pelanggan, dengan tersebar mulai Aceh Utara, Pemko Lhokseumawe, Bireun, Bener Meriah dan kabupaten Aceh Tengah. (sai/nof)
Load more