Sementara itu, Riyanto, Kepala Dusun 4, mengungkapkan bahwa kondisi ini telah membuat kekhawatiran warga semakin mendalam karena tidak ada tanda-tanda bahwa bencana tersebut akan berhenti.
Desa Bandar Baru, yang dihuni oleh sekitar 62 kepala keluarga, mayoritas adalah petani sayur yang saat ini terdampak langsung oleh bencana tanah longsor ini. Putusnya jalan lingkar desa di wilayah tersebut telah menyebabkan para petani harus merogoh kocek lebih dalam untuk ongkos angkut hasil panen mereka.
Riyanto juga menyoroti dampak serius yang dialami dalam produksi sayur mayur di daerah tersebut. "Produksi sayur mayur kami mengalami penurunan hingga lima puluh persen akibat bencana longsor ini. Hal ini sangat mempengaruhi penghasilan kami sebagai petani," ungkapnya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa bencana tanah longsor tidak hanya berdampak pada kerugian materi, tetapi juga mengganggu keberlangsungan hidup dan mata pencaharian warga setempat. Mereka berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian yang serius dan bantuan yang tepat guna untuk mengatasi masalah ini dan membantu pemulihan kondisi di Desa Bandar Baru. (puj/nof)
Load more