Tanjungpinang, tvOnenews.com - Selama 133 tahun sudah lomba perahu naga dihelat di Kota Tanjungpinang ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Tradisi yang diharapkan menjadi magnet kunjungan wisatawan, sekaligus menjadi media merawat keberagaman di provinsi ini.
Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad memberikan perhatian khusus pada pelaksanaan lomba perahu naga tahun 2024 ini. Ansar didampingi sejumlah pejabat di lingkup Pemprov Kepri secara khusus hadir, membuka, juga menutup kegiatan perlombaan yang dilaksanakan di perairan Pelantar 3, Tanjungpinang, 17-19 Juni 2024 lalu.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad membuka lomba Perahu Naga. (ksh/wna)
Lomba perahu naga, Peh Cun, dalam bahasa Hokkian, memang rutin dilaksanakan setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek. Perlombaan biasanya dilaksanakan berbarengan dengan tradisi warga etnis Tionghoa setempat, yakni berupa sembahyang keselamatan laut, atau hari jadi kelenteng yang berada tidak jauh dari lokasi perlombaan.
Umumnya, lomba perahu naga atau disebut dragon boat di Tanjungpinang ramai menarik pengunjung. Lokasi kegiatan dipenuhi penonton. Mulai dari warga setempat, juga wisatawan yang tidak hanya datang dari beberapa daerah terdekat dari Tanjungpinang, tetapi juga wisatawan mancanegara seperti Malaysia dan Singapura.
Di Festival Peh Cun di Pelantar 3 Tanjungpinang, suasana terasa sangat meriah. Mulai dari warga yang menjalani tradisi sembahyang laut di kelenteng, juga panggung hiburan yang digelar pada setiap malam pelaksanaan.
Demikian suasana lorong Pelantar yang terlihat sangat meriah oleh umbul-umbul, juga beraneka lampu hias. Di kawasan pesisir tempat lomba perahu naga digelar, ratusan warga menyesaki dermaga, juga teras serta bubungan atap rumah-rumah di tepi laut.
Demikian pula kawasan perairan. Ratusan penonton antusias menyaksikan dari atas perahu juga ponton yang dapat memuat banyak orang. Perahu dan ponton itu berbaris memanjang di sepanjang jalur dilalui peserta lomba perahu naga. Suasana terasa pula meriah oleh tetabuh musik Tiongkok pemberi semangat peserta lomba perahu naga.
Upaya Pelestarian Budaya
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mengatakan, lomba perahu naga sekaligus sembahyang keselamatan laut di Tanjungpinang sudah selayaknya lestari.
"Perlombaan perahu naga ini bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga sebagai bentuk pelestarian budaya dan tradisi leluhur kita. Melalui kegiatan ini, kita berharap dapat semakin mempererat kebersamaan dan memperkuat rasa solidaritas di antara masyarakat Kepulauan Riau," papar Ansar menutup kegiatan, Rabu (19/6/2024) malam.
Tradisi sembahyang keselamatan laut dan lomba perahu naga disebut Ansar merupakan bentuk tanggung jawab dalam menjaga kelangsungan laut serta ekosistem yang ada di dalamnya. "Sebagai provinsi yang memiliki banyak wilayah pesisir, kita memiliki tanggung jawab besar untuk itu," tambahnya.
Sembahyang keselamatan laut di Kelenteng Pelantar 3 Tanjungpinang. (ksh/wna)
Lomba perahu naga ini diharapkan Gubernur Ansar menjadi warisan yang dapat menjembatani antar generasi, juga menjadi ikon penting pariwisata Kepulauan Riau. "Yang tak kalah penting, event ini menjadi simbol kebersamaan dan moderasi agama serta budaya," tambah Ansar.
Ia memastikan pemerintah akan terus mendukung agar event yang menjadi bagian dari kebudayaan di Provinsi Kepri ini dapat terus berkembang. Kegiatan ini diyakini Gubernur Kepri akan memberikan dampak positif bagi perkembangan dunia pariwisata, menjadi daya tarik wisatawan, juga berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.
"Ada banyak sektor ekonomi yang bersinggungan langsung dengan kegiatan ini," tutup Gubernur.
Kepala bidang pengembangan dan pemasaran Dinas Pariwisata Kepri, Afitri Susanti berharap, lomba perahu naga di Pelantar 3 bisa menjadi event berskala nasional dan internasional yang dapat meningkatkan kunjungan wisata di Kepri.
"Kegiatan ini memang khas banget, khas Indonesia, khas Asia Timur yang dapat kita lestarikan di Kepulauan Riau sebagai daya tarik wisata," ujar Fitri.
Turun Terumurun Selama 133 Tahun
Fery Lee, tokoh masyarakat etnis Tionghoa di Tanjungpinang menjelaskan, lomba perahu naga dan sembahyang keselamatan laut di Pelantar 3 merupakan tradisi yang telah dilaksanakan secara turun temurun selama 133 tahun, persisnya sejak 1891.
Perlombaan perahu naga atau disebut Peh Cun, merupakan tradisi masyarakat Tionghoa yang digelar untuk menghormati wafatnya seorang bangsawan bernama Qu Yuan.
Di Tanjungpinang, tradisi ini diselenggarakan berbarengan dengan peringatan hari jadi salah satu kelenteng di Pelantar 3 sekaligus sembahyang keselamatan laut.
Tradisi dimulai dengan sembahyang di kelenteng, lalu bersama-sama membuang kue Chang ke laut sebagai simbol penghormatan. Kue Chang dimaksud adalah kue terbuat dari ketan atau disebut pulut oleh masyarakat setempat yang diisi dengan daging atau udang. (ksh/wna)
Load more