Tanjungpinang, tvOnenews.com - Kawasan Kota Lama Tanjungpinang menyisakan rangkaian cerita dan banyak kenangan akan kejayaannya di masa lampau.
Terdapat cukup banyak lukisan berupa mural di sejumlah sudut kawasan Kota Lama Tanjungpinang. Mural itu tidak hanya melengkapi estetika bagi kawasan tua di ibukota Provinsi Kepri. Lebih dari itu, mural-mural yang tersebar di sudut kawasan Kota Lama, bahkan di lorong-lorong, bercerita mengenai identitas serta perjalanan kota ini.
Lihat saja lukisan di dinding bangunan yang menggambarkan orang-orang menaiki pompong (sejenis perahu bermesin) di Hulu Riau dengan latar belakang Pulau Penyengat, keceriaan penari zapin, para pria bercengkrama di kedai kopi, atau warga etnis Tionghoa menjajakan makanan.
Mural menjadi spot foto di Kota Lama Tanjungpinang. (ksh/wna)
Mural-mural itu sengaja diadakan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bersama Pemerintah Kota Tanjungpinang untuk menceritakan suasana lampau di kota ini. Selain itu, dalam beberapa tahun belakangan Pemprov Kepri bersama Pemko Tanjungpinang memang fokus dalam menata kawasan Kota Lama, khususnya di sekitar kawasan Jalan Pramuka dan Teuku Umar.
Berada di dua jalan ini terasa seperti di Malioboro. Bangunan umumnya berupa rumah toko dicat warna-warni, cat yang mengesankan suasana yang ceria. Lalu ada bangku tempat pejalan kaki beristirahat di pedestrian, kemudian ditambah beraneka ornamen menjadikan kawasan itu kian semarak.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad menekankan penataan kawasan Kota Lama Tanjungpinang terus dilaksanakan dalam upaya memperindah sekaligus meningkatkan kenyamanan. "Tahun ini kita melakukan penataan berupa menurunkan kabel-kabel yang berserakan," ungkap Gubernur Ansar, Rabu (26/6/2024).
Kawasan Kota Lama Tanjungpinang merupakan pusat sejarah dan budaya serta perekonomian kota ini. Kawasan ini memiliki sejarah yang kaya dan panjang. Dahulu, selain Pulau Penyengat yang menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga, juga memiliki peranan penting dalam perdagangan rempah-rempah hingga abad ke-19. Kapal-kapal dagang datang dari berbagai penjuru negeri, menjadikan Hulu Riau riuh dan sibuk.
Bangunan Bersejarah
Di kawasan Kota Lama Tanjungpinang terdapat banyak bangunan bersejarah yang masih berdiri kuat hingga saat ini. Bangunan-bangunan itu mengingatkan pada masa lalu Kota Tanjungpinang yang gemilang. Arsitektur bersejarah Kawasan Kota Lama Tanjungpinang menawarkan beragam bangunan bersejarah yang mencerminkan pengaruh budaya Melayu, Tiongkok, dan Belanda.
Bangunan-bangunan tua dengan atap genting, jendela kayu, dan ornamen-ornamen klasik adalah daya tarik utama kawasan ini.
Beberapa bangunan yang patut dikunjungi di antaranya Gedung Daerah. Pada awal pendiriannya tahun 1830, bangunan menghadap ke laut ini merupakan kantor Residen Belanda. Kini Gedung Daerah menjadi tempat kedudukan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau.
Kawasan Kota Lama Tanjungpinang sejak awal keberadaannya merupakan pusat pemukiman penduduk. Ini dapat dilihat dari keberadaan rumah ibadah seperti Masjid Raya Al Hikmah, dibangun tahun 1857 yang sebelumnya bernama Masjid Keling.
Bangunan bersejarah sudah direvitalisasi Masjid Agung Al Hikmal di Kota Lama Tanjungpinang. (ksh/wna)
Lalu ada Vihara Vihara Bahtra Sasana yang juga terkenal dengan sebutan Kelenteng Tua atau Kelenteng Tanjungpinang.
Di kawasan ini juga terdapat sebuah bangunan gereja zaman pendudukan Belanda yang hingga kini masih berdiri kokoh dan kini lebih terkenal dengan nama Gereja GPIB Bethel. Masyarakat setempat kerap menyebutnya dengan Gereja Ayam dikarenakan adanya ornamen berupa patung ayam di bagian atap.
Tiga bangunan rumah ibadah ini sekaligus menunjukkan akulturasi kebudayaan di Tanjungpinang telah berlangsung sejak lama.
Sejarah Kebudayaan dari Dalam Museum
Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah menjadi tempat yang sempurna untuk memahami sejarah dan budaya Tanjungpinang. Di dalam museum terdapat koleksi artefak, lukisan, dan foto-foto yang menceritakan kisah perkembangan kota ini.
Museum ini juga menampilkan berbagai barang antik yang melayangkan ingatan pada kejayaan Tanjungpinang di masa lampau. Dahulu, sebelum difungsikan sebagai museum, bangunan ini merupakan sekolah bagi anak-anak golongan menengah atas. Sekolah itu bernama Hollandsch Inlandsche School. Bangunan didirikan tahun 1918.
Kuliner Lokal Nan Lezat
Selain daya tarik sejarahnya, Kawasan Kota Lama Tanjungpinang juga merupakan surga bagi pecinta kuliner. Jajanan lokal yang khas, seperti ikan bakar dan hidangan laut segar tersaji di restoran modern dan tradisional di sekitar kawasan ini. Juga street food yang memanjakan lidah.
Sejumlah pusat jajanan berada di kawasan Kota Lama di antaranya pusat jajanan Akau Potong Lembu, Melayu Square. Pengunjung juga bisa menikmati aneka makanan dan minuman khas ditawarkan pedagang kaki lima.
Street Food Jalan Merdeka Tanjungpinang. (ksh/wna)
Jadi tidak ada alasan melewatkan kesempatan untuk mencicipi makanan lezat saat berkunjung di kawasan Kota Lama. Ada banyak hal yang dapat dilakukan di Kota Lama Tanjungpinang. Langkahkan kaki lalu berkelilinglah untuk memperkaya pengalaman berwisata di sini.
Selain menjelajahi sejarah Tanjungpinang lewat bangunan tua, Anda Akan menemukan nuansa kota yang tenang. Anda dapat berbelanja oleh-oleh khas di pasar tradisional yang berjejer di sekitar kawasan ini. Kawasan Kota Lama Tanjungpinang adalah tempat yang mempesona bagi mereka yang tertarik pada sejarah, budaya, dan arsitektur.
Dengan beragam daya tariknya, kawasan ini menawarkan pengalaman berharga bagi para wisatawan yang ingin menjelajahi warisan sejarah Indonesia yang kaya.
Memesona dan Instagramable
Sejak Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau merevitalisasi pada tahun 2022, kawasan Kota Lama jalan Merdeka Tanjungpinang, kini jauh lebih menawan, mempesona dan instagramable. Paras Kota Lama kini lebih cantik, dan estetik, sehingga menjadi salah satu destinasi wisata baru Kota Tanjungpinang.
Ramai orang terlihat lalu lalang di saat pagi dan petang. Menyusuri sepanjang jalan yang memiliki fasilitas tempat bersantai. Berada di sini kemudian membayangkan Jalan Malioboro Yogyakarta yang mahsyur itu.
Heritage di kawasan ini terasa apik dengan paduan warna warni yang mengesankan pandangan segar. Lalu terdapat banyak lukisan mural yang menjadi daya tarik untuk berfoto.
Ketika memasuki senja, warna-warni lampu menghias indah, menjadikan kawasan ini kian mempesona.
Kesatuan Kawasan Pariwisata
Gubernur Kepulauan Riau Ansar menginginkan adanya kesatuan pariwisata yang terhubung dengan sejumlah destinasi pariwisata yang ada di kota ini, semisal dengan kawasan Gurindam 12, Pulau Penyengat, Akau Potong Lembu, serta objek wisata lainnya.
Hal inilah yang kemudian mendasari revitalisasi kawasan Kota Lama Tanjungpinang.Gubernur Ansar Ahmad menggambarkan satu kesatuan kawasan pariwisata di Kota Tanjungpinang ini seibatrat menu hidangan yang menawarkan banyak pilihan.
“Saya kira Tanjungpinang harus memiliki banyak pilihan destinasi,” katanya.
Ia menginginkan wisatawan yang bertandang ke Batam dan juga Kabupaten Bintan menjadikan Tanjungpinang juga sebagai destinasi wajib. (ksh/wna)
Load more