Kemudian, pada event internasional di Korea, Indonesia juga pernah membawa serat nanas dan rempah yang dibuat menjadi benang. Menurutnya, ulos juga bisa dibuat menjadi demikian dengan desain kekinian.
“Orang luar negeri suka sekali dengan yang berhubungan dengan alam. Ulos bisa juga dibuat dari bahan alami dengan desain menuju kekinian. Saya setuju bahwa kita mendatangkan pelatih yang punya pengalaman bukan hanya nasional tapi juga bertaraf internasional. Sebab mereka tahu perubahan secara dinamis dan lebih paham,” ujarnya.
Tyas meyakini, pelatih-pelatih untuk perajin UKM di Sumut sudah banyak yang mendunia. Untuk itu, dia ingin melibatkan mereka dalam peningkatakan kualitas UKM di Sumut. Dirinya juga berharap kepada seluruh tim Dekranasda Sumut solid dengan dukungan dari sejumlah OPD, bank daerah dan BUMD Sumut.
Dalam kesempatan yang sama, Tyas Fatoni menceritakan pengalaman dirinya sangat berkunjung ke Kantor Dekranasda Sumut, dia menilai lokasi kantor tersebut sangat strategis. Dia mengusulkan agar lantai pertama dijadikan sebagai transaksi jual-beli, tempat dimana seluruh produk perajin dari berbagai daerah ditampilkan. Kemudian pada lantai dua, dijadikan sebagai tempat pelatihan bagi para pengrajin sehingga ketika ada kunjungan dari daerah lain atau dari Dekranasda Pusat sangat mudah untuk menjelaskan secara detail.
“Untuk yang ada di Bandara Kualanamu, saya belum lihat, namun setelah renovasi nanti bisa lihat bersama-sama. Saya juga mengingatkan agar ikut serta pada pegaleran PON XXI, karena seluruh provinsi akan turun ke Sumut,” sarannya.
Sebelumnya, Ketua Harian Dekranasda Sumut yang juga Kadis Perindag ESDM Sumut Mulyadi Simatupang memaparkan terdapat sejumlah potensi yang ada di Sumut, seperti tenun yang terdiri dari ulos, songket dan uis. Mulyadi juga memaparkan sejumlah program kerja Dekranasda untuk tahun 2024 yang sudah direncanakan, seperti renovasi gallery Bandara Kualanamu, Kompetisi Asta Kriya Nusantara, Indonesia Maju Expo, Penang Fair 2024 di Malaysia dan lainnya.
“Ada juga pelatihan sinergitas dengan pusat, seperti pelatihan tenun yang pesertanya berasal dari Langkat, Batubara, Tapsel, Taput, dan Toba. Estimasi peserta yang akan dilatih sebanyak 300 peserta,” kata Mulyadi.
Load more