Tanjungpinang, tvOnenews.com - Kepulauan Riau memiliki sejumlah sub sektor ekonomi kreatif unggulan yang mengedepankan potensi maritim serta kebudayaan lokal untuk dikembangkan dan dipasarkan.
Sub sektor ekonomi kreatif dimaksud yakni kuliner, fashion, dan kriya. Namun selain itu, Provinsi Kepulauan Riau juga memiliki subsektor ekonomi kreatif yang menjadi prioritas, yakin seni pertunjukan, film, dan game yang ditingkatkan secara berkelanjutan.
“Secara nasional, sub sektor unggulan yang dimiliki Kepri sama, yakni kuliner, Fashion dan kriya. Namun untuk Kepulauan Riau memiliki prioritas, yakni seni pertunjukan, film, dan game," terang Devi Andika, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, Senin (15/7/2024).
Menurutnya, sub sektor ekonomi kreatif yang dimiliki kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau berbeda-beda. Namun Dinas Pariwisata Kepri melalui Bidang Ekonomi Kreatif menurutnya berupaya mendorong para pelaku ekonomi kreatif untuk menghasilkan produk dengan mengedepankan keunggulan Kepulauan Riau.
"Kepulauan Riau ini merupakan daerah maritim yang kaya hasil laut. Ini salah satu yang kami Dorong agar dapat menghasilkan produk yang khas agar dapat diterima di pasaran," sebutnya.
Dia mencontohkan produk yang selama ini sudah dihasilkan pelaku ekonomi kreatif Kepulauan Riau diantaranya berupa produk makanan serta kerajinan dari hasil laut. Seperti produk olahan berbahan gonggong (sejenis siput laut khas Kepulauan Riau), lalu dendeng dan abon berbahan ikan tongkol.
"Sejauh ini kita menilai produk dari hasil laut ini bagus di pasaran. Beberapa di antaranya bahkan telah menembus pasar nasional dan internasional," ujar Devi.
Namun, lanjut dia, Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kepulauan Riau terus berupaya mendorong agar produk yang dihasilkan dapat lebih dikreasikan lagi. Demikian pula dari sisi kualitas.
Selain itu, sebut Devi, pihaknya juga mendorong pelaku ekonomi kreatif juga menghasilkan produk menyesuaikan identitas kebudayaan yang dimiliki.
"Kepulauan Riau merupakan daerah pusat kebudayaan Melayu. Ini yang terus kami upayakan dapat ditingkatkan," pungkasnya.
Beberapa produk dimaksud diantaranya berupa kerajinan tanjak, tudong manto, pakaian khas Melayu, juga beberapa produk kuliner khas Melayu lainnya.
Aplikasi Penjualan Gema Ekraf
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) melalui Dinas Pariwisata memiliki sebuah aplikasi untuk membantu pelaku ekonomi kreatif mempromosikan dan memasarkan produknya.
Aplikasi dimaksud dinamakan Berniaga Bersama Ekonomi Kreatif atau Gema Ekraf. Aplikasi untuk mendukung kegiatan promosi produk-produk UMKM di Kepulauan Riau ini diluncurkan pada 2022 lalu.
Sepanjang keberadaannya, Gema Ekraf telah dimanfaatkan oleh 173 pelaku UMKM, dengan jumlah produk yang dipasarkan sebanyak 252 jenis.
"Lewat aplikasi ini Dinas Pariwisata melalui Bidang Ekraf menyiapkan pasar, konsumen dapat langsung melakukan transaksi dengan pelaku," sebut Devi.
Dalam pantauan yang dilakukan, Bidang Ekraf Dinas Pariwisata Kepri menilai aplikasi ini berjalan cukup baik.
"Pemasaran sudah cukup baik, semakin bagus. Ada peningkatan. Pemerintah Provinsi Kepri, termasuk kabupaten/kota berupaya membantu supaya pelaku UMKM bisa naik kelas. Lewat aplikasi itu kami mencoba mencari market di luar," sebutnya lagi.
Penguatan Legalitas Kekayaan Intelektual
Devi Andika menambahkan, selain upaya peningkatan kualitas produk serta memperkuat jangkauan pemasaran, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui Bidang Ekonomi Kreatif mendorong penguatan produk dan juga karya melalui perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI).
Upaya ini dilakukan Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kepri melakukan edukasi, monitoring, sekaligus memfasilitasi pendaftaran HKI, baik merk usaha serta karya cipta di Kementerian Hukum dan HAM.
Kepulauan Riau menjadi salah satu dari 12 provinsi di Indonesia yang mendapat prioritas penguatan ekosistem Ekraf oleh Kemenparekraf RI. Kepri menjadi salah satu dari tiga provinsi di Sumatera selain Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
"Program prioritas penguatan ekosistem Ekraf oleh Kemenparekraf RI ini berlangsung mulai 2024 hingga 2029," terang Devi.
Pada tahun 2023, Pemerintah Provinsi Kepri berkolaborasi degan Kemenparekraf RI memfasilitasi sebanyak 80 hak atas merek, terbagi sebanyak 55 merk, dan kemenparekraf sebanyak 25 merk.
Di tahun 2024 ini, program kembali dilaksanakan tanpa kolaborasi bersama Kemenparekraf. Tahun ini, Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kepri memfasilitasi sebanyak 55 merk, dan 5 hak cipta. (ksh/nof)
Load more