Palembang, tvOnenews.com - Memasuki musim kemarau di wilayah Sumatera Selatan, Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Sumsel mencatat, sebanyak 45 titik hotspot kini muncul di beberapa wilayah pada pada Senin 15 Juli 2024.
Untuk titik 45 hotspot tersebut dengan level high berada di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Musi Rawas (Mura) dua titik, Musi Banyuasin (Muba) tiga titik, Musi Rawas Utara (Muratara) dua titik dan Muara Enim satu titik.
Kemudian, untuk tingkat level medium berada di Kabupaten Mura empat titik, Ogan Ilir (OI) satu titik, Muara Enim tiga titik, PALI tujuh titik, Muba 10 titik, Lahat dua titik, Muratara dua titik dan OKU Timur satu titik.
Sementara hotspot level low atau rendah, berada di Kabupaten Muratara satu titik dan Ogan Komering Ilir (OKI) satu titik.
“Lonjakan hotspot ini terjadi karena tidak terjadi hujan sejak beberapa hari terakhir," ungkap Ferdian.
Ferdian menjelaskan, mereka saat ini mendapatkan adanya laporan kebakaran lahan di Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir. Lokasi yang terbakar tersebut merupakan semak belukar dan ilalang dengan status jenis tanah mineral.
“Saat ini tim masih berupaya melakukan pemadaman di lokasi tersebut. Untuk luasan masih di data," jelasnya.
Memasuki musim kemarau, seluruh wilayah kabupaten/kota di Sumatera Selatan telah melakukan upaya pencegahan agar kebakaran hutan dan lahan tidak meluas. Hal itu dilakukan untuk mencegah peristiwa bencana kabut asap yang terjadi pada tahun kemarin.
Kabupaten OKI, merupakan wilayah paling rawan terbakar dan dapat menimbulkan kabut asap lantaran memiliki luas lahan gambut yang paling besar. Sehingga, pencegahan dini dan upaya mengedukasi masyarakat agar tidak membakar lahan terus dilakukan.
"Membakar sampah dapat memicu api membesar, apalagi daerah rawan gambut. Kami juga sudah melakukan pencegahan agar karhutla tidak lagi terulang pada tahun ini," tutupnya. (peb/nof)
Load more