Palembang, tvOnenews.com - Akibat masuk musim kemarau, titik api di Sumatera Selatan sepanjang Juli telah mencapai 395 titik. Tiga hari terakhir kenaikan hotspot cukup signifikan, bahkan tembus 82 titik pada Rabu 24 Juli lalu.
"Jumlah hotspot Juli naik dibandingkan Januari-Juni karena sudah memasuki kemarau. Rabu (24/7/2024) kemarin menjadi yang tertinggi, sebanyak 82 hotspot terdeteksi di Sumsel," ungkap Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Senin (29/7/2024).
Ia menyebut, dalam tiga hari terakhir kenaikan hotspot cukup signifikan. Pada 23-25 Juli, hotspot yang terdeteksi sebanyak 175 titik (62 hotspot, 82 hotspot dan 31 hotspot).
"Hotspot Juli ini paling tinggi sepanjang 2024," katanya.
Ia menyebut, hotspot sepanjang Juli ini paling banyak berasal dari Musi Banyuasin 82 titik, Musi Rawas 74 titik, Muara Enim 61 titik, Musi Rawas Utara 47 titik, Ogan Komering Ulu 24 titik dan Banyuasin 20 titik. Sementara daerah lain di bawah 20 titik.
“Kota Pagar Alam dan Palembang zero hotspot," ujarnya.
Menurutnya, hotspot atau titik panas menjadi data yang sangat penting dalam memantau kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Lokasi yang terpantau hotspot bisa jadi merupakan lokasi terjadinya karhutla.
Sepanjang tahun ini, hotspot di Sumsel mencapai 835 titik. Terbanyak berasal dari Muba yang mencapai 188 hotspot, Mura 119 titik dan Muara Enim 118 titik. Sementara daerah lain di bawah 50 hotspot dengan Pagar Alam nol hotspot.
Sementara untuk Karhutla Januari-Juni di Sumsel, dari data yang disampaikannya sudah mencapai 313,5 hektare. Terbanyak terjadi di lahan mineral seluas 202,9 hektare dan gambut 110,6 hektare.
Secara wilayah ada tiga daerah terbanyak luasan lahan Karhutla. Yakni Ogan Komering Ilir mencapai 113,9 hektare dominan di lahan gambut 106,4 hektare, 7,5 hektare di mineral. Penukal Abab Lematang Ilir 63,5 hektare dominan di lahan mineral 59,2 hektare dan gambut 4,3 hektare. Kemudian di Muba seluas 53,6 hektare di lahan mineral. (peb/nof)
Load more