Deli Serdang, Sumatera Utara - Untuk membangkitkan geliat dunia usaha di tengah pandemi, warga Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara yang berlokasi di pesisir Pantai Belawan, mengelolah ikan air asin jenis ikan dukang atau duri dijadikan ikan salai atau ikan asap. Dari Usaha tersebut, warga bisa meraup untung puluhan juta rupiah per bulannya. Selain itu, kini bisnis ikan asap dari ikan air asin itu juga telah menembus pasar tradisional di Sumatera Utara hingga Aceh.
Helmi, warga pesisir Pantai Belawan membuka lapangan kerja di kawasan Jalan Sei Baharu, Dusun Dua, Desa Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Ia memanfaatkan ikan air asin yang dianggap limbah menjadi sumber penghasilan warga yang umumnya berprofesi sebagai nelayan.
“Ikan air asin jenis ikan dukang atau duri ini merupakan bahan dasar ikan salai atau ikan yang proses pembuatannya menggunakan kayu bakar dan diasapin selama delapan jam. Ini merupakan hasil karya ciri khas warga Pesisir Belawan dengan memanfaatkan hasil laut,” ungkap Helmi.
Untuk operasional produksi ikan asap dibutuhkan empat pekerja. Setiap hari, Helmi mampu menjual sebanyak 20 hingga 50 kilogram ikan asap dengan harga Rp40 ribu per kilogram. Omzet yang diraih Helmi mencapai 400 hingga 500 kilogram per bulannya.
Menurut Faisal, warga yang juga pembuat ikan asap mengatakan, makanan khas Tapanuli Selatan tersebut memiliki cita rasa yang gurih dan lezat. Sayang, meski bahan baku mudah didapat, namun tak semudah memasarkannya.
“Di mana manfaatkan ikan air asin yang dianggap limbah menjadi menambah hasil mata pencarian warga yang pada umumnya sebagai nelayan pencari ikan. Bermula ikan dukang atau duri air asin tidak mempunyai harga, ini diolah menjadi ikan salai atau ikan yang diasapin menghasilkan pundi-pundi rupiah dapat menambah penghasilan bagi nelayan tradisional,” ujar Faisal.
Meski diproses dengan sistem pengasapan, tidak akan mengurangi kandungan protein yang terdapat di dalam ikan salai. Proses pembuatan ikan salai tradisional tidak menggunakan bahan pengawet dan pewarna, serta dapat disimpan hingga tiga bulan lamanya. (Martinus Sitorus/Wna)
Load more