Lampung Selatan, Lampung - Aparat Kepolisian Satpolair Polres Lampung Selatan melakukan patroli laut di sekitar perairan Selat Sunda, Lampung, untuk menghimbau para nelayan agar tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dengan radius dua kilometer. Sejak beberapa hari terakhir, aktivitas gunung anak krakatau terus mengalami peningkatan dengan level dua atau waspada.
Kasat Polair Polres Lampung Selatan, Iptu Fathul Arif mengatakan pihaknya menghimbau kepada nelayan untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau. Dalam beberapa hari terakhir, Gunung Anak Krakatau erupsi mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian 1.500 meter diatas permukaan laut.
"Nelayan merespon apa yang kita himbau, kita lihat sendiri saat ini nelayan mulai sepi untuk melaut. Nelayan juga mengetahui situasi dan kondisi sekarang dengan aktifitas Gunung Anak Krakatau yang meningkat," jelas Iptu Fathul Arif.
Iptu Fathul Arif menambahkan, pihaknya juga mengimbau masyarakat di pantai Selat Sunda perlu meningkatkan kewaspadaan dan jika tidak terlalu mendesak dilarang untuk beraktivitas di pantai. "Kami akan terus melakukan patroli laut secara berkala, untuk menghimbau nelayan dan masyarakat hingga aktifitas Gunung Anak Krakatau kembali menurun," ungkap Kasat.
Dilansir dari magma.esdm.go.id, erupsi Gunung Anak Krakatau pertama terjadi pada hari Sabtu, 05 Februari 2022, pukul 03:54 WIB. Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 52 detik.
Terakhir kali terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Minggu, 06 Februari 2022, pukul 10:05 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1500 m di atas puncak (± 1657 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 56 mm dan durasi 223 detik. (Pujiansyah/Nof)
Load more