Menurutnya, masalah ini sudah berlangsung lama. Bahkan, ada oknum dari luar desa yang sengaja datang untuk membuang sampah di lokasi tersebut. “Ini bukan hanya warga lokal, ada juga orang dari jauh yang sengaja buang sampah di sini,” tambahnya.
Masalah sampah di Danau Ranau mencerminkan kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, baik dari masyarakat sekitar maupun pengunjung. Jika terus dibiarkan, pencemaran ini tidak hanya mengancam sektor pariwisata tetapi juga kelestarian ekosistem danau yang menjadi sumber kehidupan bagi banyak warga.
Masyarakat mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil tindakan nyata. Langkah yang bisa dilakukan antara lain memasang papan larangan membuang sampah di area rawan, menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai, hingga memberikan sanksi tegas kepada pelaku.
“Kami berharap pemerintah lebih serius menangani masalah ini, mulai dari edukasi masyarakat hingga penegakan aturan. Danau Ranau adalah kebanggaan kita, jangan sampai rusak karena ulah kita sendiri,” tutur Dedi, seorang tokoh masyarakat setempat.
Selain tindakan langsung, solusi jangka panjang yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha menjadi kunci. Pengelolaan sampah yang terpadu, termasuk mendirikan bank sampah dan mendorong pengolahan sampah menjadi produk bernilai ekonomi, dapat menjadi langkah efektif.
Peningkatan kesadaran masyarakat juga penting melalui kampanye kebersihan dan kegiatan gotong royong rutin. Jika semua pihak bersatu, keindahan Danau Ranau sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di Sumatera Selatan bisa terus terjaga.
Danau Ranau adalah harta yang harus dijaga, bukan hanya untuk pariwisata, tetapi juga untuk masa depan lingkungan dan generasi mendatang. (asi/nof)
Load more