Palembang, tvonenews.com - Pengadilan Negeri Palembang menggelar sidang perdana dengan terdakwa Agustina oknum bidan atas kasus dugaan malapraktik terhadap korban Berlian Putri Erliza siswi SMP di Palembang yang mengalami kebutaan pada matanya.
Dalam sidang di hadapan majelis hakim yang diketuai hakim Oloan Exodus Hutabarat, jaksa penuntut umum mendakwaan terdakwa Agustina dengan pasal berlapis.
Dalam dakwaan pertama JPU, perbuatan terdakwa Agustina didakwa dengan Pasal 441 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan. Sedangkan dalam dakwaan kedua JPU, terdakwa Agustina didakwa dengan Pasal 440 Ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan.
JPU menilai pasal dakwaan yang diterapkan sudah sebagaimana mestinya bahwa perbuatan terdakwa Agustina dinilai telah melakukan tindak pidana yang melanggar aturan hukum.
Kepada majelis hakim, JPU mendakwa bahwa terdakwa Agustina dalam membuka praktiknya ternyata tidak mempunyai izin praktik. Padahal sesuai aturannya di dalam Permenkes no 28 tahun 2017 dimana seorang bidan yang belum memiliki SIP (Surat Izin Praktik) tidak diperbolehkan untuk membuka praktik mandiri.
Berdasarkan surat dakwaan JPU, kasus dugaan malapraktik dengan terdakwa Agustina ini bermula pada hari Selasa tanggal 4 Juni 2024 sekira pukul 18.07 WIB. Nila Sari, ibu korban membawa putrinya, Berlian Putri Auriza ke rumah terdakwa berobat dengan keluhan muntah disertai demam.
Namun setelah diberikan tindakan medis dan obat dari terdakwa Agustina, korban justru mengalami perubahan yaitu melepuh pada bagian kedua mata, wajah, perut dan tubuh bagian belakang dan apabila terkelupas akan mengeluarkan cairan bening dan darah.
Lantaran merasa tidak sehat dan makin sakit, ibu korban pun langsung membawa korban ke rumah sakit. Selanjutnya pihak keluarga korban pun tak terima dan melaporkan terdakwa ke pihak berwajib. Usai sidang, kuasa hukum korban, BP Arthulius mengatakan, bahwa dakwaan jaksa yang didengar sangat jelas dan cermat serta sudah memenuhi rasa keadilan.
Ia juga berharap kepada majelis hakim dan jaksa penuntut umum, untuk bisa objektif menangani perkara ini dan korban mendapatkan keadilan. "Untuk korban saat ini masih belum bisa melihat," ujarnya.
Sementara itu, ibu korban, Nila Sari berharap anaknya Berlian mendapat keadilan dan segera menerima donor kornea mata.
"Harapan kami Berlian sembuh bisa sekolah lagi, kepada yang mulia pak Hakim kami minta keadilan yang seadil-adilnya. Berlian masih membutuhkan dana untuk donor kornea mata," ujar ibu korban.
Nila mengungkap kondisi anaknya yang kini sudah hampir 7 bulan dan belum bisa melihat karena efek obat-obatan yang diberikan oleh terdakwa.
"Aktivitas Berlian cuma banyakan istirahat karena belum bisa melihat, semuanya masih dibantu. Sudah 4 bulan ini kami tinggal di Dinas Sosial selama pengobatan," tutupnya. (peb/wna)
Load more