Bandar Lampung - Tentara Nasional Angkatan Laut (TNI AL) menambah alat utama sistem persenjataan (alutsista) baru, yakni Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Palu-523 jenis angkut tank (AT). Pembuatan KRI Teluk Palu-523 yang dilakukan oleh PT. Daya Radar Utama (DRU) Lampung ini, memiliki daya tampung sebanyak 360 prajurit, 115 personel anak buah kapal (ABK), dan enam kru helikopter.
Selain itu, kapal ini memiliki panjang 120 meter, lebar 18 meter, draft 3 meter (full load) dengan bobot 4.508 ton. Bahkan, kapal ini memiliki kecepatan maksimum 16 knot, kecepatan jelajah 14,8 knot dan kecepatan ekonomis 13,6 knot, serta dilengkapi persenjataan 2 x Mer 40mm dan 2 x Mer 12,7 mm sebagai pertahanannya.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, mengatakan KRI Teluk Palu-523 ini merupakan salah satu dari sembilan kapal yang diproyeksikan untuk menggantikan kapal-kapal milik TNI AL yang sudah berumur tua. KRI Teluk Palu-523 mampu mengangkut 10 unit tank Leopard, satu unit panser 2 AVBL, satu unit transporter dan dua unit helikopter.
"Dibandingkan dengan yang lama, KRI ini lebih panjang dan kemampuannya lebih besar," kata Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, saat meresmikan KRI Teluk Palu Rabu (9/3/2022) di Lampung.
Yudo menambahkan pembuatan KRI Teluk Palu-523 ini menelan anggaran Rp220 miliar yang berasal dari APBN TNI AL yang telah direncanakan sejak tahun 2017 lalu. Kapal ini bisa menambah kekuatan Angkatan Laut Indonesia khususnya pada operasi pendaratan amfibi dan administrasi oleh Komando Lintas Laut Militer.
"Nantinya, KRI Teluk Palu-523 bergabung dan akan memperkuat jajaran kapal perang TNI Angkatan Laut khususnya Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Dermaga Caligi, Markas Komando Lanal Lampung," ungkapnya.
Lebih lanjut, Yudo mengatakan, pembangunan kekuatan dengan langkah modernisasi alutsista dan teknologinya menjadi salah satu program prioritas TNI AL. Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan alutsista dalam rangka menjaga pertahanan, keamanan serta eksistensi negara dalam menghadapi dinamika geopolitik yang sangat dinamis.
Load more