Mandailing Natal, Sumatera Utara - Sebanyak 21 pasien keracunan gas yang dirawat di Rumah Sakit Umum Panyabungan Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, pada Senin (25/4/2022) sudah mulai membaik. Sebagian besar pasien hanya tinggal mengeluhkan sakit kepala ringan dan sakit perut.
Pasien keracunan gas yang dirawat di RSUD Panyabungan hingga Senin pagi masih dirawat di sejumlah ruangan.
Direktur RSUD Panyabungan, dr. Rusli Pulungan saat memeriksa kondisi para pasien menyebutkan kondisi para pasien sudah membaik dan stabil.
"Alhamdulillah umumnya sudah stabil semua, sudah jauh membaik, termasuk satu pasien yang dirawat di ruang ICU, sudah sadar. Semuanya ada 21 orang. Kalau untuk pulang mungkin setelah direkomendasikan dokter penanggungjawab baru boleh pulang,” terang Rusli Pulungan.
Rusli Pulungan menambahkan, yang dikeluhkan pasien rata-rata masih merasa pening, kadang sesak dan sakit perut.
Sementara itu salah satu keluarga pasien, Ucok menyebutkan kalau kondisi istrinya sudah membaik tapi belum bisa pulang.
"Dirawat di ruang anak di sana, sudah mendingan tapi belum bisa pulang, masih lemas mungkin besok akan lebih baik," ungkap Ucok.
Keracunan massal warga Desa Sibangggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi terjadi pada Minggu (24/4/2022) kemarin.
Kejadian berawal saat terjadi insiden pada pengeboran tambang panas bumi di Wellpad Tanggo, PT SMGP.
Semburan lumpur disertai asap hitam keluar dari lubang yang sedang dibor.
Diduga semburan lumpur tersebut disertai keluarnya gas beracun H2S atau gas Hidrogen Sulfida yang mengakibatkan warga yang bekerja di sekitar tambang mengalami keracunan.
Belasan warga langsung merasa pusing, mual dan muntah setelah mencium bau menyengat, termasuk dua orang pekerja tambang.
Sementara itu, pihak berwenang baik dari perusahaan dan kepolisian hingga saat ini masih melakukan investigasi dan penyelidikan atas insiden tersebut. (Rsr/Nof)
Load more